Penyakit gagal jantung kongestif (GJK) merupakan penyakit terbanyak kedua di
Indonesia setelah stroke, yang dapat menyebabkan kematian pada penderita.
Menurut World Health Organization kematian paling tinggi diseluruh dunia sejak
20 terakhir yaitu pada penyakit GJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi interaksi obat, mekanisme interaksi, serta tingkat signifikansi interaksi
obat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Banten Periode 2021
pada pasien dengan GJK. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode deskriptif pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan data
sekunder yaitu rekam medik. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik total sampling dan analisis interaksi menggunakan Drugs.com. Hasil
penelitian yang menunjukkan potensi interaksi dari 40 pasien terjadi potensi
interaksi sebanyak 39 pasien (97,5%). Jenis mekanisme interaksi obat yang
banyak terjadi yaitu mekanisme farmakodinamika sebanyak 268 kasus interaksi
(49,26%), farmakokinetika sebanyak 222 kasus interaksi (40,81%), dan
mekanisme yang tidak diketahui (unknown) sebanyak 54 kasus interaksi (9,93%)
Potensi interaksi obat berdasarkan level signifikansi interaksi obat dengan derajat
terbanyak adalah moderat 334 kasus (61,4%), minor 144 kasus (26,47%) dan
major 66 kasus (12,13%). Interaksi obat major yang sering terjadi yaitu
Spironolakton dengan Candesartan sebanyak 26 kejadian (4,78%), interaksi
moderat yaitu Furosemid dengan Omeprazol sebanyak 59 kejadian (10,85%), dan
Furosemid dengan Aspirin sebanyak 32 kejadian (5,88%).
|