Kepatuhan terhadap penggunaan obat sangat penting dalam pengobatan jangka
panjang penyakit kronis seperti diabetes melitus (DM). Kepatuhan peggunaan
obat masih menjadi masalah bagi pasien DM. Hal ini menyebabkan kegagalan
dalam mengontrol gula darah sehingga kualitas hidup pasien menjadi rendah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepatuhan penggunaan obat
antidiabetik oral terhadap kontrol gula darah dengan kualitas hidup pasien
diabetes melitus tipe 2 di RS POLRI Jakarta. Jumlah responden dalam penelitian
ini 153 pasien yang dilakukan pada bulan Maret – April 2022. Metode dalam
penelitian ini adalah cross sectional. Tingkat kepatuhan minum obat diukur
dengan instrumen kuesioner Medication Adhrence Report Scale (MARS-5),
sedangkan untuk mengukur kualitas hidup pasien DM tipe 2 dengan instrumen
Euroqol Five Dimension Five Level (EQ-5D-5L) dan Euroqol Visual Analogue
Scale (EQ-VAS). Selanjutnya untuk melihat kadar gula darah pasien DM tipe 2
dilihat dari hasil Gula Darah Puasa (GDP). Analisa data menggunakan uji chi
square dan spearman rho. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang
memiliki tingkat kepatuhan rendah ada 34 pasien (22,2%), dan kepatuhan tinggi
dengan jumlah 119 pasien (77,8%). Sedangkan pada kualitas hidup pasien DM
tipe 2 dengan instrument EQ-5D-5L rata-rata (0,887 ± 0,107) dan EQ-VAS (75,49
± 8,5). Tingkat kepatuhan penggunaan ADO (Antidiabetik Oral) terhadap kadar
GDP memiliki hubungan yang signifikan berdasarkan uji chi square (p 0,028).
Sedangkan pada tingkat kepatuhan penggunaan ADO menunjukkan hubungan
yang signifikan terhadap kualitas hidup pada dengan instrument EQ-VAS (p value
0,001) dengan koefisien korelasi 0,438 yang berarti memiliki hubungan yang
lemah. Kepatuhan pengobatan yang sedang dijalani seseorang dapat
mempengaruhi kualitas hidup, karena dengan kepatuhan minum ADO diharapkan
kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.
|