Tuberkulosis merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian di dunia,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak ketiga
setelah India dan China. Terapi untuk penyakit tuberkulosis membutuhkan waktu
setidaknya 6 bulan pada saat proses pengobatan, oleh karena itu diperlukan
kepatuhan minum obat pasien selama menjalani pengobatan dan hal tersebut dapat
dinilai melalui pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien. Kepatuhan yang rendah
sering menjadi penyebab kegagalan terapi sehingga dapat menimbulkan adanya
resistensi obat. Tujuan pada penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara
pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kepatuhan minum obat pasien
tuberkulosis paru di Poli Paru RSUD Arjawinangun menggunakan analisis uji
spearmean rho dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross
sectional. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pasien mempunyai
pengetahuan cukup 42,9 %, sikap baik 79,2 %, dan tindakan cukup 54,5 %. Hasil
penelitian juga menunjukan bahwa kepatuhan memiliki korelasi dengan
pengetahuan P=0,028, sikap P=0,006, dan tindakan P=0,001. Kesimpulan pada
penelitian ini, semakin tinggi pengetahuan, sikap, dan tindakan dari pasien
tuberkulosis paru maka semakin tinggi pula kepatuhan untuk minum obat anti
tuberculosis.
|