Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif penyebab kematian di dunia. Pemicu penyakit ini adalah radikal bebas yang berasal dari polusi, kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak sehat serta tingginya kadar glukosa pada penderita DM yang memicu terjadinya stress oksidatif. Untuk meredam stress oksidatif maka diperlukan antioksidan dari luar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas daun pepaya jepang dan buah pare berdasarkan pengukuran kadar malondialdehyde (MDA) dan katalase pada tikus DM dengan penginduksi aloksan. Tikus jantan sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing 4 ekor. Kelompok normal, kelompok negatif, kelompok positif (vitamin c), kelompok dosis I (Ekstrak daun pepaya jepang 500 mg/kgBB), kelompok dosis II (Ekstrak buah pare 400 mg/kgBB), kelompok dosis III (kombinasi ekstrak daun pepaya jepang 500 mg/kgBB dan buah pare 200mg/kgBB), kelompok dosis IV (kombinasi ekstrak daun pepaya jepang 250 mg/kgBB dan buah pare 200mg/kgBB) dan kelompok dosis V (kombinasi ekstrak daun pepaya jepang 250 mg/kgBB dan buah pare 400mg/kgBB). Pengukuran MDA dan katalase pada darah tikus menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Data yang diperoleh diuji dengan anova satu arah, lalu dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari kelima kelompok memiliki aktivitas antioksidan yang dilihat dari adanya perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif dengan nilai (p≤0,05). Kelompok dosis III paling efektif menurunkan kadar MDA dengan nilai 2,38 ± 0,16 nmol/ml yang menunjukkan aktivitas sebanding dengan kelompok positif dengan nilai (p≥0,05) dan meningkatkan aktifitas katalase dengan nilai 168,50 ± 2,75 unit/mL yang menunjukkan perbedaan bermakna pada semua kelompok dengan nilai (p≤0,05).
|