Abstrak  Kembali
Rimpang temu giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) merupakan salah satu bagian dari tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisonal yang berkhasiat sebagai obat antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antelmintik yang paling tinggi dari fraksi n-heksan, etil asetat, dan etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) terhadap cacing gelang ayam (Ascaridia galli) secara in vitro. Efek antelmintik dievaluasi berdasarkan nilai LC50 yang dihitung berdasarkan metode probit. Hasil penelitian menunjukkan fraksi n-heksan, etil asetat, dan etanol rimpang temu giring menghasilkan nilai LC50 masing-masing 4,1400 mg/ml, 3,7411 mg/ml dan 10,6414 mg/ml, sedangkan nilai LC50 pirantel pamoat sebesar 0,6187 mg/ml. Berdasarkan nilai LC50 dapat diketahui bahwa fraksi etil asetat memiliki potensi lebih besar sebagai antelmintik terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro dengan LC50 sebesar 3,7411 mg/ml. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antelmintik paling tinggi dibandingkan fraksi lain dan memiliki potensi relatif sebesar 0,1654 mg/ml.