Daun pegagan (Centella asiatica L.) secara empiris digunakan sebagai diuretik atau peluruh air seni. Daun pegagan memiliki kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin dan polifenol. Pemakaian dimasyarakat biasanya dengan cara meminum air rebusan daun tersebut. Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol daun pegagan terhadap efek diuretik pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang berumur 3 - 4 bulan dengan berat rata-rata 264 g, yang terbagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. K1 sebagai kontrol normal diberi aquades. K2, K3, dan K4 adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol daun pegagan yang diberi ekstrak etanol daun pegagan dosis 44,28 mg/200 g bb, 88,56 mg/200 g bb, dan 177,16 mg/200 g bb. K5 sebagai kelompok pembanding diberi hidroklorotiazid (HCT) 0,72 mg/200 g bb. Perlakuan diberikan secara oral. Parameter yang digunakan adalah adanya peningkatan volume urin, kadar natrium dalam urin, dan kadar kalium dalam urin. Data volume urin, kadar natrium dalam urin dan kadar kalium dalam urin di analisa dengan Anova dan LSD (Least Significant Difference). Pada analisa data volume urin, F hitung (15,830) > F tabel (3,06). Analisa data kadar natrium dalam urin, F hitung (38,022) > F tabel (3,06). Sedangkan pada analisa data kadar kalium dalam urin, F hitung (50,406) > F tabel (3,06). Artinya ada perbedaan rata-rata volume urin, kadar natrium dan kalium dalam urin dari dua kelompok atau lebih. Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa pada pemberian ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica L.) dosis 177,16 mg/200 g bb mempengaruhi efek diuretik berdasarkan peningkatan volume urin, dan peningkatan kadar natrium serta kalium dalam urin tikus putih jantan galur Sprague-Dawley.
iii
|