Abstrak  Kembali
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antikanker adalah ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels). Bagian dari ceremai yang digunakan sebagai antikanker adalah daunnya. Selain sebagai antikanker daun ceremai juga dapat digunakan untuk mengobati batuk berdahak, menguruskan badan, mual dan sariawan. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa ekstrak kloroform memiliki potensi toksik terhadap larva A. salina dengan nilai LC50 sebesar 57,50 ± 1,27 μg/ml. Untuk mengetahui efek sitotoksik dari ekstrak tersebut, maka perlu dilakukan pengujian terhadap sel kanker yaitu sel T47D. Sel T47D merupakan salah satu turunan sel kanker payudara. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penyarian terhadap simplisia dengan cara maserasi menggunakan pelarut kloroform. Uji sitotoksisitas ekstrak kloroform daun ceremai terhadap sel T47D dilakukan secara in vitro dengan metode perhitungan langsung pada inkubasi 24 jam. Data yang diperoleh berupa jumlah sel yang hidup dan mati, kemudian dihitung persen respon dan dianalisa dengan probit untuk mendapatkan LC50. Berdasarkan hasil uji sitotoksisitas diperoleh nilai LC50 ekstrak kloroform daun ceremai adalah 198,38 μg/ml. Nilai LC50 doxorubicin sebagai kontrol positif sebesar 0,94 μg/ml. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kloroform daun ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) memiliki potensi relatif 0,0047 kali dibandingkan doxorubicin sehingga ekstrak kloroform daun ceremai memiliki efek sitotoksik yang lemah terhadap sel T47D.