Abstrak  Kembali
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti. Pengendalian menggunakan insektisida kimiawi, acapkali mempunyai efek negatif terhadap lingkungan dan dapat menimbulkan resistensi. Salah satu cara yang lebih ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan insektisida nabati. Salah satu tanaman yang dapat berperan sebagai insektisida nabati adalah tanaman babandotan (Ageratum conyzoides L.), tanaman ini mengandung minyak atsiri. Secara empiris babandotan dapat digunakan sebagai insektisida, untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian secara ilmiah dan analisis kandungan kimianya. Minyak babandotan (Ageratum conyzoides L.) diperoleh dengan cara destilasi uap air dan analisis kandungan kimia dilakukan dengan GC-MS. Pengujian dilakukan dengan uji pendahuluan untuk mengetahui kisaran konsentrasi. Uji minyak atsiri daun babandotan dilakukan dengan 5 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan setelah 30 menit pertama pasca penyemprotan, kemudian 5 jam pertama, dan pengamatan terakhir dilakukan setelah 24 jam pasca penyemprotan untuk menghitung jumlah nyamuk yang mengalami pingsan dan mati. Analisis dilakukan dengan menggunakan probit untuk menghitung nilai LC50 dan LC95. Hasil pengujian diperoleh nilai LC50 15,88% v/v dan LC95 65,91% v/v. Identifikasi senyawa kimia menggunakan GC-MS terdapat 26 komponen kimia yang terkandung dalam minyak babandotan dengan 5 komponen terbesar, yaitu 2H-1-benzopyran,6,7-dimethoxy-2,2-dimethyl(11,96%),trans,trans-2,4-hexadienal (11,09%), 2-(4-hydroxyphenyl)-3-ethylindene (9,28%), 2H-1-benzopyran,7- methoxy-2,2-dimethyl (8,39%), 3-hexen-2-one,5-methyl (6,95%).