Tanaman sambiloto merupakan tanaman obat tradisional yang secara
empiris dapat digunakan sebagai antiinllamasi. Pada penelitian sebelumnya
ekstrak daun sambiloto terbukti berkhasiat sebagai antiinllamasi. Dalam penelitian
ini menggunakan fraksi etil asetat daun sambiloto dengan variasi dosis, hal ini
untuk mengetahui pada dosis berapa yang dapat menimbulkan efektivitas sebagai
antiinllamasi. Penelitian ini dilalarkan dengan menggunakan 5 kelompok hewan uji yang terdiri dari kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan aquadest, kelompok
kontrol positif sebagai pembanding diberikan Natrium diklofenak, dan 3
kelompok uji ekstrak etanol daun sambiloto dengan dosis 2,75 mgl200 g BB; 5,5
mgl200 g BB dan 11 mgl200 g BB. Metode yang digunakan adalah metode Ral
hind pow oedema yaitu pembentukkan udem pada telapak kaki tikus putih jantan
yang diinduksi karagenin 2o/o. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat
pletysmometer air raksa untuk mengukur volume udem. Hasil pengujian
dilanjutkan dengan mencari harga slope persen hambatan radang dari masingmasing
kelompok perlakuan, kemudian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan ANAVA satu arah (One Way Anava). Hasil uji analisa statistik diperoleh data terdistribusi normal (p :0,274) dan uji distribusi homogen (p : 0,217). Kemudian dilanjutkan dengan uji ANAVA satu arah dan diperoleh (p > 0,05). Hal ini menunjukkan data tidak mempunyai perbedaan bermakna. Dapat ditarik kesimpulan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70%o da:ur:. sambiloto dengan dosis 2,75 mgl200 g BB, dosis 5,5 m{200 g BB dan dosis 11 m!200 g BB mempunyai efektivitas antiinflamasi
terhadap volume udem pada telapak kaki tik-us jantan yang diinduksi karagenin
2%o yang potensinya lebih rendah dari Natrium diklofenak.
|