Bintaro (Cerbera manghas Linn.) biasa digunakan sebagai tanaman penghijauan pada kota-kota besar. Daun bintaro berkhasiat untuk mengatasi infeksi kulit dan keputihan. Tanaman Bintaro mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, tannin, terpenoid. Penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 70% daun bintaro (Cerbera manghas Linn.) memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan Staphylococcus aureus. Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan senyawa-senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya tergantung pelarut yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan pelarut etilasetat, yang memiliki tingkat kepolaran menengah digunakan untuk menarik senyawa yang bersifat semi polar.
Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan menggunakan kaca silinder. Konsentrasi yang digunakan untuk larutan uji bakteri Staphylococcus aureus adalah 6,25, 125, 250, 500, dan 750 μl/ml dan sebagai antibiotik pembanding digunakan tetrasiklin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 μl/ml. Konsentrasi yang digunakan untuk jamur Candida albicans adalah 50, 60, 70, 80, dan 90 μl/ml dan sebagai antibiotik pembanding digunakan nistatin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 μl/ml.Pada Penapisan fitokimia fraksi etilasetat positif mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid. Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa fraksi etilasetat dari ekstrak etanol 70% daun bintaro (Cerbera manghas Linn.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan potensi relatif 2,5x10-2 kali tetrasiklin hcl dan jamur Candida albicans ATCC 10231 dengan potensi relatif 1,02x10-1 kali Nistatin.
|