Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan
oleh Salmonella typhi. Antibiotik segera diberikan bila diagnosis klinis demam
tifoid telah dapat ditegakkan, baik dalam bentuk diagnosis konfirmasi, probable,
maupun suspek. Ketepatan penggunaan antibiotik berdasarkan pada jenis
antibiotik, indikasi, dosis dan frekuensi serta lama pemakaian antibiotik. Metode
penelitian yang di gunakan adalah deskriptif yang bersifat retrospektif
berdasarkan data rekam medik pasien. Analisa data dilakukan dengan penapisan
secara manual menggunakan Pedoman Diagnosis dan Terapi World Health
Organization (WHO) tahun 2010, Martindale edisi 37 tahun 2011, Informatorium
Obat Nasional Indonesia (IONI) tahun 2008 dan Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/2006 tentang Pedoman
Pengendalian demam tifoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan
antibiotik yang paling sering digunakan pada pasien demam tioid di ruang rawat
inap Rumah Sakit TNI-AL Dr. Mintohardjo adalah sefalosporin (75,62%),
kuinolon (20,72%) dan antibiotik lain (kloramfenikol dan thiamfenikol) (3,66%).
Antibiotik yang digunakan yang memenuhi kategori tepat indikasi sebanyak 96%,
tepat dosis dan frekuensi sebanyak 89% dan tepat lama pemakaian adalah
sebanyak 83%.
|