Abstrak  Kembali
Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat diatasi sendiri dengan cara swamedikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan pelayanan swamedikasi pada kasus diare anak yang meliputi kriteria patient assessment, kriteria rekomendasi, kriteria informasi obat dan non obat yang diberikan oleh tenaga kefarmasian di apotek wilayah Jakarta Selatan. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling dan didapatkan sebanyak 47 apotek. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulated patient, dimana peneliti berperan sebagai pasien simulasi yang datang ke apotek untuk membeli obat diare. Patient assesment, rekomendasi dan informasi yang diberikan oleh tenaga kefarmasian dicatat dalam lembar checklist. Hasil dari penelitian menunjukkan pada kriteria patient assessment kategori “usia pasien” digali oleh 21,2% tenaga kefarmasian, kategori “frekuensi diare” 31,9% tenaga kefarmasian dan kategori “lama diare” 29,7% tenaga kefarmasian. Kriteria rekomendasi tepat obat sebanyak 15,5%, tepat dosis 40%, tepat lama pemakaian 30%. Kriteria informasi obat kategori “cara pemakaian” diinformasikan oleh 51% tenaga kefarmasian, kategori “dosis” 100%, kategori “waktu pemakaian 4,2% dan kategori “lama pemakaian” 10,6%. Oleh karena itu dapat disimpulkan ketepatan pelayanan swamedikasi di apotek Jakarta Selatan masih belum tepat.