Daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp) merupakan tanaman Indonesia telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi dan megidentifikasi kapang endofit yang terdapat pada daun salam menghasilkan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Kapang endofit bersimbiosis mutualisme di dalam jaringan hidup tumbuhan tanpa menimbulkan efek negatif pada tumbuhan inangnya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dengan konsentrsi (150, 300, 600, 1200, 2400 g/ml), skrining metabolit sekunder menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji reaksi warna. Hasil penelitian yang diperoleh untuk nilai potensi relatif terhadap bakteri Salmonella typhi adalah 5,6583 x 10-2 kali kloramfenikol dan terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah 4,6417 x 10-2 kali kloramfenikol. Senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri dihasilkan dari ekstrak kapang endofit daun salam isolat KSP 3 adalah alkaloid, flavonoid dan tanin.
|