Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) merupakan salah satu tumbuhan Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat. Daun katuk memiliki senyawa aktif yang dapat merangsang hormon reproduksi. Penelitian bertujuan untuk mencari fraksi aktif dari daun katuk yang berpotensi untuk meningkatkan viabilitas, motilitas dan jumlah spermatozoa. Penelitian dilakukan pada tikus putih jantan galur Sprague dawley usia 3-4 bulan yang terbagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol positif, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air. Dosis masing-masing fraksi yang diberikan yaitu 2,37 mg/200gBB dengan lama pemberian 7 hari. Penghitungan viabilitas, motilitas dan jumlah spermatozoa dilakukan pada hari ke-8 setelah perlakuan dengan cara pengambilan sperma yang berasal dari kauda epididimis hewan coba yang telah dikorbankan. Data yang diperoleh diuji secara statistik dengan uji ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasilnya adalah hanya kelompok fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat yang menunjukan peningkatan kualitas spermatozoa dibandingkan dengan kelompok kontrol normal. Fraksi n-heksana mampu meningkatan motilitas dan viabilitas spermatozoa yang sebanding dengan kontrol positif, sedangkan fraksi etil asetat mampu meningkatkan jumlah spermatozoa yang sebanding dengan kontrol positif
|