Alergi terjadi akibat pajanan ulang alergen yang sama dan melibatkan IgE. Buah pir (Pyrus communis L.) mengandung kuersetin yang diduga mempunyai efek antialergi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% buah pir sebagai penghambat reaksi anafilaksis kutan aktif. Penelitian ini menggunakan metode anafilaksis kutan aktif dengan 24 ekor mencit yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan. Mencit disensitasi dengan ovalbumin 0,1% secara subkutan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 7 hari dan pembangkitan reaksi dengan ovalbumin 0,52% dalam Al(OH)3 1%. Mencit dicukur punggungnya dan disuntik evans blue secara intravena. Diameter area pigmentasi diukur dari jam ke 0-8. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA one-way dan uji Tukey taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah pir dosis 6mg/20BB, 12mg/20gBB, 24mg/20gBB memiliki aktivitas antialergi dengan menghambat area pigmentasi pada kulit punggung mencit secara berturut-turut sebesar 37,35%, 39,06%, 44,55%. Aktivitas tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan cetirizine (kontrol positif). Kelompok kontrol negatif berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif dan kelompok variasi dosis ekstrak (ρ<0,05). Ekstrak buah pir 24mg/20gBB memiliki aktivitas lebih tinggi diantara variasi dosis lainnya dalam menghambat reaksi anafilaksis kutan aktif pada mencit balb/c yang diinduksi ovalbumin meskipun belum sebanding dengan cetirizine.
|