Tanin diketahui sebagai salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) serta memiliki banyak efek farmakologis. Produksi metabolit sekunder tanaman dipengaruhi oleh salah
satu faktor yaitu ketinggian tempat tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk
menetapkan kadar tanin total daun salam yang diperoleh dari tempat tumbuh
dengan ketinggian berbeda yakni Bogor, Sukabumi, dan Lembang. Senyawa tanin
pada daun salam diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol
70%. Kadar tanin total ditetapkan dengan metode spektrofotometri uv-vis
menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan natrium karbonat jenuh yang akan
menghasilkan kompleks warna biru bila bereaksi dengan tanin. Sebagai
pembanding digunakan asam tanat. Panjang gelombang maksimum yang
digunakan adalah 723,4 nm. Rata-rata kadar tanin total pada daun salam Bogor,
Sukabumi, dan Lembang berturut-turut yaitu 25,8221%, 23,6303%, 20,6210%.
Dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat tumbuh berpengaruh signifikan
terhadap kadar tanin total dalam ekstrak etanol 70% daun salam.
|