Vanilin merupakan senyawa fenol tersubstitusi gugus metoksi pada posisi orto
dan gugus aldehida pada posisi para, sehingga vanilin dapat dilakukan reaksi esterifikasi karena memilki gugus hidroksi. Beberapa riset menunjukkan bahwa
turunan vanillin memiliki aktivitas antibakteri. Vanilil alkohol yang digunakan
yaitu hasil reduksi vanilin menggunakan NaBH4 yang diperoleh rendemen sebesar
76,03%. Kemudian dilakukannya reaksi esterifikasi metode steglich yaitu antara
vanilil alkohol dengan asam benzoat pada suhu 60-70oC selama 24 jam dalam
pelarut aseton dengan menggunakan DCC dan DMAP sebagai aktivator dan katalis. Senyawa hasil esterifikasi diidentifikasi menggunakan KLT, Melting point, spektrofotometer UV-Vis, dan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
senyawa ester vanilil benzoat menghasilkan persentase rendemen sebesar 81,78%.
Dan uji aktivitas antibakteri diperoleh zona hambat pada konsentrasi 200 μg/ml,
400 μg/ml dan 600 μg/ml terhadap bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus. Senyawa vanilil benzoat memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
|