Abstrak  Kembali
PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN, DAN BASIS AKRUAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, dan basis akrual terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, yaitu metode yang menjelaskan hubungan atau pengaruh kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengujian hipotesis. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, dan basis akrual sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti dengan cara menelaah dan menganalisis laporan keuangan. Teknik pengelolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis akuntansi, statistik deskriptif, dan analisis regresi logistik. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 23 dan diperoleh persamaan regresi logistik Ln (EM/1-EM) = 2,719 +(-1,476) APTit +(-65,168) BPTit +0,000 TAccit + e. Model regresi logistik tersebut dapat dijadikan sebagai alat yang benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal terhadap manajemen laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel aktiva pajak tangguhan tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba dengan tingkat signifikansi 0,092 > 0,05. Variabel beban pajak tangguhan berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba dengan tingkat signifikansi 0,022 < 0,05. Variabel basis akrual tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba dengan tingkat signifikansi 0,468 < 0,05. Sedangkan variabel aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, dan basis akrual berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menunjukkan tingkat signifikansi 0,754 > 0,05 yang berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya. Kemudian berdasarkan pengujian model fit menunjukkan nilai Log Likelihood (-2LL) awal adalah sebesar 107,425 setelah dimasukkan variabel independennya maka nilai -2LL akhir menjadi sebesar 84,811. Penurunan nilai Log Likelihood (-2LL) ini menunjukkan bahwa, model regresi lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Berdasarkan nilai Nagelkerke R Square yang dihasilkan adalah sebesar 0,278. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependennya sebesar 27,8%. Sedangkan, sisanya sebesar 72,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini seperti profabilitas, pajak kini, ukuran perusahaan dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis memberikan saran yaitu pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga sebaiknya pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Indeks LQ-45agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan menarik.