Abstrak  Kembali
ABSTRAK Dwi Rismawani 0502025023 ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI). Skripsi Program Strata satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta 2009. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja keuangan untuk prediksi kebangkrutan pada perusahaan Farmasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan analisis rasio Keuangan dan multiple discriminant analysis (MDA) Altman Z-Score. Hasil analisis menunjukkan bukti bahwa setelah dihitung dengan menggunakan analisis rasio keuangan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Kalbe Farma Tbk rasio likuiditas menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan dalam menutupi kewajibannya, Current Ratio pada tahun 2006 sebesar 5,041 dan pada Working Capital to Asset Ratio sebesar 0,584 pada tahun 2007. Rasio Solvabilitas menunjukkan adanya peningkatan yang disebabkan oleh adanya perubahan pada Debt Ratio sebesar 0,393 tahun 2005, dan Total Debt to Earned Ratio sebesar 0,780 tahun 2006. Rasio Profitabilitas menunjukkan adanya penurunan kemampuan dalam memperoleh laba bersih yaitu Net Profit Margin sebesar 0,090 pada tahun 2008, pada tahun 2008 Return On Asset sebesar 0,123 dan Return On Equity adalah sebesar 0,195. Pada PT. Kimia Farma Tbk rasio likuiditas menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan dalam menutupi kewajibannya yaitu, Current Ratio pada tahun 2005 sebesar 2,253 dan Working Capital to Asset Ratio sebesar 0,346 pada tahun 2008. Rasio solvabilitas menunjukkan penurunan pada Debt Ratio sebesar 0,283 pada tahun 2005, dan Total Debt to Earned Ratio sebesar 0,377 pada tahun 2005. Rasio Profitabilitas menunjukkan adanya penurunan kemampuan dalam memperoleh laba bersih yaitu Net Profit Margin sebesar 0,020 pada tahun 2008, pada tahun 2008 Return On Asset dan Return On Equity masing-masing adalah sebesar 0,038 dan 0,058. Hasil perbandingan kinerja keuangan antara PT. Kalbe Farma dengan PT. Kimia Farma adalah PT. Kalbe Farma memiliki rasio-rasio yang baik dikarenakan PT. Kalbe Farma mempunyai kinerja keuangan perusahaan yang sudah maksimal yang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui kemampuan dan sumber yang ada, seperi peningkatan kegiatan penjualan, peningkatan laba bersih yang diukur dari modal pemilik, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total kewajibannya. Sedangkan kinerja keuangan PT. Kimia Farma dapat dianggap belum maksimal karena perusahan belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya memenuhi total kewajibannya, dan kurang maksimalnya dalam mendapatkan laba seperti perputaran aktiva pada volume penjualan dan peningkatan dalam kegiatan penjualan. Dilihat dari nilai Z-Score dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Pada PT. Kalbe Farma Tbk, periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 tergolong dalam perusahaan yang sehat dengan nilai Z-Score masing-masing sebesar 3.41, 5.60, 3.91, dan 3.80. Sedangkan pada PT. Kimia Farma Tbk memiliki nilai Z-Score di atas kriteria penilaian yakni sebesar 3,00 dari periode 2005-2008 dengan nilai Z-Score masing-masing sebesar 3.52, 3.20, 3.04, dan 3.22. Dapat dikondisikan kedua perusahaan farmasi tersebut dalam keadaan sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil. Saran-saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah untuk mengurangi kemungkinan terancamnya perusahaan dalam kebangkrutan, maka perusahaan sebaiknya memperhatikan dan meningkatkan kondisi permodalan yang bersumber dari kegiatan operasional. Dan memperhatikan tingkat pengembalian dari aktivanya, sehingga menghasilkan tingkat penjualan yang lebih besar.