Abstrak  Kembali
ABSTRAK INAYATI, NPM 993340305021, Judul “Peranan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Ricky Putra Globalindo”, Skripsi, Program Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta 2004. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara wawancara, observasi, serta daftar pertanyaan dengan pihak-pihak terkait. Kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis selisih biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dari hasil dan pembahasan yang penulis peroleh, untuk selisih harga bahan baku langsung sebesar Rp. 215,40, selisih menguntungkan, hal ini disebabkan adanya penurunan harga pembelian, kecuali pada T/C Single Jersey 65% Poly- 40% Ctn dan Interlining NW Washable 15NW.36" yang harga pembeliannya tetap, dan pada 1X1 Flat Knit Rib Collar 590 M/M2 terjadi kenaikan harga pembelian dan hal ini merupakan faktor diluar kekuasaan manajemen perusahaan. Sedangkan pada selisih kuantitasnya menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp. 225.376,90, hal ini disebabkan pemakaian kuantitas bahan baku langsung aktualnya lebih besar dari yang telah distandarkan oleh pihak manajemen perusahaan sebelumnya. Standar tarif upah langsung ditetapkan berdasarkan perhitungan jam kerja langsung sebesar 2.625 jam kerja langsung, dan selisih tarif upah langsung menunjukkan selisih menguntungkan sebesar Rp. 93.194,298, hal ini disebabkan upah langsung aktual yang dibayarkan oleh pihak manajemen perusahaan lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kapasitas produksi per Juni 2001 direncanakan 3000 jam kerja langsung, dan selisih efisiensi upah langsung menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp. 31.755.301,30. hal ini disebabkan jam kerja standar yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan yaitu sebesar 2.625 jam kerja langsung lebih rendah dari jam kerja aktualnya yaitu sebesar 2.479 jam kerja langsung. Untuk selisih biaya overhead pabrik, pihak manajemen perusahaan mengestimasikan atas unsur-unsur biaya overhead pabrik tersebut yaitu sebesar 95,5 % dari kapasitas normal dengan 2.625 jam kerja langsung. Selisih pengeluaran menunjukkan selisih menguntungkan sebesar Rp. 39.466.505,60, selisih kapasitas menunjukkan selisih tidak menguntungkan sebesar Rp. 16.676.919, 41, dan selisih efisiensi pun menunjukkan selisih tidak menguntungkan sebesar Rp. 12.262.051,24. untuk selisih yang tidak menguntungkan, yaitu pada selisih kapasitas dan pada selisih efisiensi, perlakuan terhadap selisih yang tidak menguntungkan tersebut akan menambah harga pokok produksi, yaitu yang sebelumnya sebesar Rp. 1.417.680.214,43 menjadi sebesar Rp. 1.485.713.256,57. Dengan digunakannya analisis selisih, diharapkan dapat memberikan informasi terhadap penyimpangan yang terjadi, dengan mengetahui secara jelas faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan yang maksimal, yang akan mengakibatkan efisiensi biaya produksi yang diterapkan akan meningkat.