Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional, unruk mengetahui perhitungan tarif jasa rawat inap dengan meggunakan activity based costing system dan untuk mengetahui besarnya perbandingan perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan akuntansi biaya tradisional dan activity based costing system pada RSUD BERKAH Kabupaten Pandeglang. Dalam penelitian ini digunakan metode komparatif. Variabel yang diteliti adalah activity based costing system, metode tradisional, dan tarif jasa rawat inap. Dalam penelitian ini tidak ada populasi dan sampelnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik studi lapangan. Data yang telah terkumpul diolah dengan bantuan studi kasus dengan menggunakan langkah-langkah yang telah ditentukan. Hasil analisis menyatakan bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat inap tahun 2014 dengan menggunakan activity based costing untuk Kelas VIP Rp. 226.484, 2, Kelas I Rp. 158.729, 24, Kelas II Rp. 84.317, 43, dan Kelas III Rp. 11.688,04. Sedangkan untuk tahun 2015 dengan menggunakan activity based costing untuk Kelas VIP Rp. 101.254, 33, Kelas I Rp. 152.662, 25, Kelas II Rp. 95.645, 03, dan Kelas III Rp. 12.679,61 dan untuk tahun 2016 dengan menggunakan activity based costing untuk Kelas VIP Rp. 123.056, 03, Kelas I Rp. 160.146, 5, Kelas II Rp. 83.818, 72, dan Kelas III Rp. 21.599,2. Dari hasil tersebut, jika dibandingkan dengan metode tradisional terlihat bahwa untuk Kelas VIP, Kelas I , Kelas II dan Kelas III memberikan hasil yang lebih kecil daripada tarif yang ditentukan oleh rumah sakit. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap yang ditetapkan vii rumah sakit dengan menggunakan metode activity based costing, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing kamar. Pada metode tradisional biaya overhead pada masing-masing kelas dibebankan pada satu cost driver saja. Maka cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode activity based costing telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Berdasarkan penjelasan di atas disarankan kepada peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan aktivitas yang belum dicantumkan, agar perhitungan tarif jasa rawat inap yang dihitung sesuai dengan konsumsi yang digunakan setiap kamar.