Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2016. Dalam penelitian ini digunakan metode eksplanasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari inflasi, SBI, dan nilai tukar sedangkan variabel dependen adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah telaah dokumen.Dokumen yang ditelaah adalah seluruh perusahaan Indonesia yang dipublikasikan di BEI periode 2005-2016.Data inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar dan indeks harga saham gabungan diperoleh dari situs resmi www.bi.go.id dan www.idx.co.id. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dengan menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, analisis regresi berganda dengan pengujian hipotesis uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), analisis koefisien determinasi, dan analisis koefisien korelasi. Hasil Analisis Manajemen Keuangan yaitu variabel Indeks Harga Saham Gabungan (Y) mendapati hasil rata-rata (mean) sebesar 3273,678% dengan standar deviasi sebesar 1462,025%. Variabel Inflasi (X1) mendapati hasil rata-rata (mean) sebesar 6,952% dengan standar deviasi sebesar2,917%. Variabel Suku Bunga SBI (X2) mendapati hasil rata-rata (mean) sebesar 7,645%. dengan standar deviasi sebesar 1,707%. Variabel Nilai Tukar (X3) mendapati hasil rata-rata (mean) sebesar 10,359%. dengan standar deviasi sebesar 1,623%. Hasil model regresi liner berganda yang diperoleh yaitu Ў= 2679,513 + 89,307X₁ - 622,815X₂ + 457,051X₃. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi autokorelasi sehingga dapat disimpulkanmodel regresi mempunyai sifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Hasil uji statistik t variabel X1 yaitu Inflasimenunjukkan t-hitungsebesar 0,374 < 2,306, tingkat signifikansi 0,718 > 0,05 maka inflasi secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG.Selanjutnya nilai t-hitung variabel X2 yaitu Suku Bunga SBI menunjukkan t-hitung sebesar -1,549 > -2,306, tingkat signifikansi 0,160 > 0,05 maka SBI secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap IHSG.Sementara nilai t-hitung variabel X3 yaitu Nilai Tukar menunjukkan t-hitung sebesar 2,579 >2,306, tingkat signifikansi 0,033 < 0,05 maka nilai tukar secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Hasil uji Fsebesar 6,960>F 0,05 (3;8) = 4,07 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013 < 0,05 maka dapat diinterpretasikan bahwa inflasi, SBI, dan nilai tukar secara simultan atau bersamaan berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Nilai Adjusted R^2sebesar0,619 artinya variabel independen inflasi, SBI, dan nilai tukar mampu menjelaskan variasi variabel dependen IHSG adalah sebesar 61,9% sedangkan sisanya sebesar 38,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil uji korelasi parsial antara inflasi (X₁) dan IHSG (Y) sebesar 0,131, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,718> 0,05, hal ini berarti terdapat korelasi yang sangat lemah, positifdan tidak signifikan. Nilai korelasi parsial antara tingkat suku bunga SBI (X₂) dan IHSG (Y) sebesar-0,480, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,160 > 0,05, hal ini berarti terdapat korelasi yang sedang, negatifdan tidak signifikan. Nilai korelasi parsial antara nilai tukar (X₃) dan IHSG (Y) sebesar 0,674, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,033 < 0,05, hal ini berarti terdapat korelasi yang kuat, positif dan signifikan.