Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Bank Umum Syariah, jika diukur menggunakan pendekatan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR). Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu memperoleh data berupa laporan tahunan Bank Umum Syariah dari Bank Indonesia yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, kualitas aktiva produktif dan rasio kecukupan modal. Variabel yang diteliti adalah variabel X yaitu risk profile, good corporate governance, earnings, dan capital sedangkan variabel Y adalah tingkat kesehatan bank. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis profil risiko, analisis good corporate governance, analisis rentabilitas, analisis permodalan dan menetapkan peringkat komposit. Tingkat kesehatan bank diukur melalui beberapa rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut diantaranya adalah Non Perfoming Finance (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Operating Margin (NOM), Return on Assets (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Bank Umum Syariah pada tahun 2011-2015 yang diukur menggunakan pendekatan RBBR menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. secara keseluruhan dapat dikatakan sehat, kecuali Bank Muamalat Indonesia tahun 2014 mendapat peringkat komposit 2A hal tersebut berarti bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin. Faktor risk profile yang dinilai melalui NPF dan FDR secara keseluruhan menggambarkan pengelolaan resiko yang telah dilaksanakan cukup baik, tetapi NPF harus mendapat perhatian khusus karena terdapat 4 (empat) NPF yang ada di atas 5% standar Bank Indonesia Hal ini menunjukkan buruknya kualitas pembiayaan. Faktor good corporate governance Bank Umum Syariah telah menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik. Faktor earnings yang penilaiannya terdiri dari NOM dan ROA yang tinggi menunjukkan bank mampu menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi, tetapi ROA harus mendapatkan perhatian khusus karena ada 5 (lima) ROA yang mendapat peringkat kurang sehat karena berada di interval 0% < ROA < 0,5%. Dengan menggunakan indikator CAR membuktikan bahwa bank umum syariah memiliki faktor capital yang baik, yaitu di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%. Dalam menghitung risk profile hanya menggunakan 2 (dua) risiko dari 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas. Sedangkan 6 (enam) risiko lainnya yaitu risiko operasional, risiko pasar, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi tidak dapat digunakan karena data yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh dan merupakan penjelasan kualitatif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggunakan seluruh komponen dalam menilai risk profile.