Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt default, opini audit tahun sebelumnya, prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, opinion shopping, terhadap opini going concern pada perusahaan manufaktur sektor tambang dan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat 12 perusahaan dengan 60 data observasi yang merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2011-2015 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode statistik regresi logistik. Pengolahan data menggunakan SPSS 20.0 diperoleh model regresi logistik ppLn1= 1,021 – 1,032X1 - 0,886X2 - 0,002X3 - 1,283 X4 + 1,008 X5, berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa variabel debt default, opini audit tahun sebelumnya, prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan opinion shopping berpengaruh terhadap opini audit going concern. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukan bahwa variabel debt default memiliki tingkat signifikansi 0,035 < 0,05 hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel debt default berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H1 diterima. Variabel opini audit tahun sebelumnya memiliki tingkat signifikansi 0,024 < 0,05 hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H2 diterima. Variabel prediksi kebangkrutan memiliki tingkat signifikansi 0,030 < 0,05 hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel prediksi kebangkrutan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H3 diterima. Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki tingkat signifikansi 0,008 < 0,05 hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H4 diterima. Variabel opinion shopping memiliki tingkat signifikansi 0,014 > 0,05 hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel opinion shopping berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H5 diterima. Berdasarkan hasil uji secara simultan, nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,324 yang mengindikasikan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 32,4%, sedangkan sisanya 57,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, audit tenure, leverage, dan financial distress. Begitu juga dengan nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,503 > 0,05 berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya. Sedangkan nilai Omnibus Test of Model Coefficients menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,007 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa debt default, opini audit tahun sebelumnya, prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan opinion shopping secara bersama-sama berpengaruh terhadap opini going concern atau dengan kata lain H6 diterima. Berdasarkan penjelasan di atas penulis memberikan saran kepada perusahaan agar selalu tetap menjaga kondisi keuangan dalam keadaan sehat agar tetap bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penelitian berikutnya juga dapat menambahkan variabel independen lainnya baik faktor keuangan maupun nonkeuangan agar dapat mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dalam memprediksi adanya opini going concern.