Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Bagi Hasil terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) pada Perbankan Syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksplanasi.Variabel yang diteliti adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1) dan Bagi Hasil (X2) sebagai variabel indepen dendan Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) (Y) sebagai variabel dependen. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan periode 2011-2015 yang diperoleh dari situs Bank Indonesia. Dari hasil penelitian diperoleh model regresi berganda Ŷ = 147,148+0,234X1+2,130X2. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, ditunjukkan bahwa model regresi dapat dijadikan sebagai alat yang benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias, karena telah memenuhi persyaratan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE), yakni asumsi normalitas terpenuhi, tidak terdapat multikolinieritas, tidak terdapat heteroskedastisitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Uji t statistik menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan Bagi Hasil secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Bagi Hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0,599 berarti 59,9% variasi variabel dependen yaitu Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (VPBBH) dapat dijelaskan oleh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Bagi Hasil. Sedangkan sisanya sebesar 40,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti Financial Deposit Ratio (FDR), Non Perfoming Financing (NPF), Return on Asset (ROA), dan Capital Adequency Ratio (CAR). Oleh sebab itu, Bank Syariah seharusnya lebih mengoptimalkan penghimpunan dananya dan menjalankan fungsinya dengan baik dengan tujuan dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan yang lebih tinggi kepada nasabah.