Abstrak  Kembali
ANALISIS PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA) Skripsi. Program Strata Satu Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. FR. HAMKA. 2016. Jakarta. Kata kunci : Kebangkrutan, Altman Z-Score, Perusahaan Perbankan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan - perusahaan sektor perbankan yang konsisten listing dibursa periode 2010 sampai dengan periode 2014 menggunakan prediksi kebangkrutan model Altman Z – Score. Variabel yang diteliti adalah “Net Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total Asset, Book Value of Equity to Total Liabilities” sebagai variabel independen dan Altman Z-Score sebagai variabel dependen. Data sekunder dikumpulkan Di Pusat Referensi Pasar Modal yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan dilengkapi dengan sumber data pustaka lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa setelah seluruh variabel independen dihitung dan dianalisis dengan bantuan software SPSS ver.17 dan Microsoft Excel, hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel independen “Net Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total Asset, Book Value of Equity to Total Liabilities” memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel dependen yaitu Altman Z-Score. Pada tahun 2010 terdapat 8 perusahaan yang diprediksi akan mengalami kebangkrutan dengan nilai dibawah 1.10 dan 16 perusahaan berada di zona Grey Area. Ini ditandai dengan hasil nilai Z-score yang di bawah 2,6 serta terdapat 1 perusahaan berada di zona aman. Pada tahun 2011 perusahaan perbankan yang berada di zona bahaya tetap 8 perusahaan. Lalu pada tahun 2012 jumlah vii perusahaan yang diprediksi bangkrut meningkat menjadi 10 perusahaan. Lalu untuk tahun selanjutnya jumlah perusahaan yang diprediksi bangkrut berkurang menjadi 7 perusahaan pada tahun 2013, tahun 2014 perusahaan yang diprediksi akan bangkrut kembali meningkat menjadi 8 perusahaan. Dari 25 perusahaan yang diteliti selama 5 tahun tingkat kebangkrutannya menggunakan prediksi Altman Z – Score, setelah di summary selama 5 tahun berada di Safe Zone, dengan sisanya 70% perusahaan yang terbilang berada pada zona yang tidak dapat diprediksi akan bangkrut atau tidak dan juga 26% perusahaan berada di zona yang diprediksi akan bangkrut. Namun hal ini tetap mengindikasikan bahwa perusahaan perbankan sebenarnya masih mempunyai potensi untuk tumbuh dan menjadi minat para investor untuk berinvestasi. Oleh karena itu bagi perusahaan faktor internal terkait dengan manajemen sumber daya, memperhatikan proporsi hutang, dan menyeimbangkan aktiva lancar dan hutang lancar karena merupakan faktor penting dalam menghasilkan modal kerja guna menciptakan dan meningkatkan laba yang akan berdampak pada kenaikan harga saham. Jika laba terus meningkat, maka akan banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya sehingga akan meningkatkan nilai ekuitas pasar. Baik yang terdapat indikasi-indikasi kebangkrutan maupun yang sehat perlu meningkatkan daya saing, baik dalam hal sumber daya manusia maupun kualitas produk. Perusahaan dalam mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan untuk menjalankan usahanya perlu memperhatikan likuiditas perusahaan, proporsi hutang dan efisiensi penggunaan modal kerja.