Abstrak  Kembali
Skripsi. Program Strata Satu Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2016. Jakarta. Kata Kunci: Akuntansi Persediaan Sesuai dengan PSAK No. 14, dan Laba Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang telah sesuai dengan PSAK No. 14 pada PT Sucaco Tbk dan untuk mengetahui dampak metode penilaian persediaan yang digunakan PT Sucaco Tbk terhadap laba perusahaan bila menggunakan metode penilaian persediaan yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan eksplanasi (explanatory research), yaitu untuk menguji hubungan antar variabel yang di hipotesiskan. Variabel yang diteliti adalah variabel X yaitu akuntansi persediaan, sedangkan variabel Y adalah laba bersih sebelum pajak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan penelitian langsung pada perusahaan dan dari penelitian lapangan diperoleh data berupa gambaran umum perusahaan dan data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi terutama laporan keuangan dan laporan persediaan barang jadi dari kartu persediaan. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis akuntansi, dan analisis deskriptif Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT Sucaco Tbk adalah metode perpetual yaitu metode pencatatan persediaan dengan menggunakan kartu persediaan. Sedangkan, metode penilaian persediaan yang digunakan PT Sucaco Tbk yaitu metode average dan telah sesuai dengan PSAK No. 14. Dalam perbandingan antara metode average dan FIFO untuk mengetahui dampak antara kedua metode tersebut terhadap laba, penulis telah menyimpulkan bahwa penggunaan metode average ternyata menghasilkan laba sebelum pajak yang lebih rendah yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 171.336.257.140 dan penggunaan metode FIFO pada tahun 2013 sebesar Rp 171.340.907.255 terdapat selisih diantara kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp 4.650.115 atau sebesar 0,0027%, begitu juga pada tahun 2014 laba sebelum pajak yang dihasilkan pada metode average lebih kecil dibandingkan dengan metode FIFO yaitu sebesar Rp 292.868.528.873 sementara pada metode FIFO yaitu sebesar Rp 292.873.256.102 dengan selisih Rp 4.727.229 atau sebesar 0,0016%. Tidak hanya berdampak pada laba yang dihasilkan oleh perusahaan penggunaan metode penilaian persediaan akan mempengaruhi pajak penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan. Jika menggunakan metode average nilai persediaan akhir dan nilai laba sebelum pajak menghasilkan nilai yang rendah daripada menggunakan metode FIFO maka besarnya pajak yang harus dibayarkan akan menjadi lebih kecil, begitu juga sebaliknya dengan metode FIFO. Berdasarkan penjelasan di atas penulis memberikan saran-saran kepada PT Sucaco Tbk untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi serta ketelitian dalam pencatatan persediaan agar kesalahan dalam pencatatan dapat diatasi oleh perusahaan sehingga hal itu tidak terjadi lagi. Meskipun PT Sucaco Tbk telah menggunakan sistem perpetual dalam pencatatan persediaan, pemeriksaan fisik juga perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya ketidakcocokan pencatatan persediaan baik di bagian accounting maupun di bagian gudang.