Abstrak  Kembali
ABSTRAK Giga Nurmega 040202070 PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA, Progran Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap laba bersih di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (PT. Asia Intiselera, Tbk, PT. Aqua Golden Massissippi, Tbk, PT. Cahaya Kalbar, Tbk, PT. Davomas Abadi, Tbk, PT. Delta Djakarta, Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT. Mayora Indah, Tbk, PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk, PT. Sekar Laut, Tbk, PT. Siantar Top, Tbk, PT. Ultra Jaya Milk,Tbk). Variabel yang diteliti adalah “ perputaran persediaan ” sebagai variabel bebas (predictor) dan variable terikatnya (dependen ) adalah “ laba bersih ” di perusahaan makanan dan minuman di BEI dalam jangka waktu tertentu, dengan sampel data dari tahun 2006-2007. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah telaah dokumen dengan data sekunder berupa telah laporan Keuangan dan data - data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal di Gedung BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah dihitung dengan menggunakan analisa regresi dan analisa koefisien korelasi terdapat pengaruh yang signifikan dan memilki hubungan yang positif, artinya semakin besar perputaran persediaan akan membuat laba bersih cenderung meningkat Hasil pengolahan data memberikan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 9,192 + 6,136x. Konstanta sebesar 9,192 menyatakan bahwa jika tidak ada pengeluaran harga pokok penjualan atas persediaan rata-rata maka laba bersih sebesar Rp. 9,192. Dari hasil tersebut, koefisien regresi sebesar 6,136 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) Rp.1 pada harga pokok penjualan atas persediaan rata-rata, maka akan meningkatkan laba bersih sebesar Rp. 6,136. Sedangkan untuk koefisien korelasi sebesar 0,431 menunjukan hubungan yang positif/ bermanfaat antara perputaran persediaan terhadap laba bersih dan nilai koefisien determinasi sebesar 18,6 %. Dari kesimpulan yang ada, maka sebaliknya perusahaan harus memperhatikan penggunaan perputaran persediaan dalam proses produksi, yang bertujuan meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba bersih.