Abstrak  Kembali
PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN DEBT DEFAULT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA. Skripsi. Program Strata Satu Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2015. Jakarta. Kata kunci : Pertumbuhan Perusahaan, Debt Default, dan Opini Audit Going Concern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, yaitu untuk mengetahui atau menjelaskan pengaruh antara variabel satu terhadap variabel lain. Variabel yang diteliti adalah variabel x yaitu pertumbuhan perusahaan dan debt default sedangkan variabel y adalah opini audit going concern. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 135 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik judgment sampling. Berdasarkan kriteria, diperoleh 6 (enam) perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan telaah dokumen, yaitu data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan dan laporan audit perusahaan manufaktur. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dengan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Pengolahan data menggunakan SPSS 20.0 dan diperoleh model regresi lo gistik dari penelitian ini Ln Gc = 1,247 + 1,659 X1 – 1,962 X2 Gc-1 yang telah diuji menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan dan debt default tidak mempengaruhi opini audit going concern. Dari persamaan regresi logistik di atas dapat dilihat bahwa koefisien regresi antara variabel pertumbuhan perusahaan dan debt default berhubungan secara negatif. Berdasarkan pengujian model fit, menunjukkan nilai -2LL awal adalah sebesar 32,596. Setelah dimasukkan variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan dan debt default, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 29,161. Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data dengan kata lain berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Berdasarkan analisis koefisien determinasi, menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 16,3% variabel dependen yaitu opini audit going concern dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan dan debt default, sedangkan sisanya sebesar 83,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini seperti ukuran perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya. Berdasarkan uji Hosmer and Lemeshow, menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,634 > 0,05 hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, dengan demikian H3 diterima. Berdasarkan uji matriks klasifikasi menunjukkan nilai 91,3% yang berarti terdapat sebanyak 21 laporan keuangan yang harus diberi opini audit going concern. Sedangkan perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern adalah sebesar 42,9%, yang berarti terdapat 3 (tiga) laporan keuangan yang di beri opini audit non going concern. Berdasarkan uji signifikansi menunjukkan bahwa secara parsial pertumbuhan perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit going concern dengan nilai signifikansi 0,406 > 0,05. Debt default berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit going concern dengan nilai signifikasi 0,073 > 0,05. Berdasarkan uji signifikansi secara simultan, pengujian hipotesis pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap opini audit going concern berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern dengan nilai signifikansi 0,634 > 0,05. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada perusahaan agar dapat mengenali tanda-tanda kebangkrutan lebih awal sehingga dapat sesegera mungkin mengambil kebijakan agar terhindar dari penerimaan opini going concern. Serta sebaiknya auditor berhati-hati dalam memberikan opini audit going concern, karena kesalahan dalam pemberian opini audit dapat berakibat fatal bagi pemakai laporan.