Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh translasi aset, translasi
kewajiban dan inflasi terhadap net income pada perusahaan multinasional yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan metode eksplanasi dengan variabel yang
diteliti adalah translasi aset, translasi kewajiban dan inflasi GDP deflator sebagai
variabel independen (X) dan net income sebagai variabel dependen (Y). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013 yaitu sebanyak 26 perusahaan.
Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan
tertentu (judgment sampling), sehingga diperoleh sampel sebanyak 2 (dua)
perusahaan, yaitu PT Goodyear Indonesia Tbk dan PT Indo Rama Synthentics
Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan)
variabel independen (translasi aset, translasi kewajiban dan inflasi GDP deflator)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (net income) dengan
dibuktikan dari hasil uji F bahwa nilai Fhitung > Ftabel yang bernilai 9,157 > 1,87
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Secara parsial variabel
independen pertama (translasi aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependen (net income), untuk variabel independen kedua (translasi
kewajiban) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen (net income) dan untuk variabel independen ketiga (inflasi GDP deflator) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (net income).
Hasil adjusted R square sebesar 38,6%, sedangkan sisanya adalah 61,4%
(100% - 38,6% = 61,4%) dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. Artinya translasi aset, translasi kewajiban dan
inflasi hanya dapat mempengaruhi net income sebesar 38,6% sedangkan sisanya
sebesar 61,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti harga pokok penjualan,
beban usaha, beban pajak penghasilan, pendapatan dan beban lain-lain serta yang
termasuk dalam other comprehensive income (perubahan dalam surplus revaluasi,
keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui,
keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ dan bagian efektif dari keuntungan
dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas).
Dari hasil penelitian ini disarankan perusahaan multinasional lebih berhatihati
dalam mentranslasi aset dan kewajiban, karena kurs USD dapat berubah
secara drastis dan cepat serta meningkatkan kebijakan dan antisipasi perusahaan
terhadap inflasi yang mengakibatkan fluktuasi kurs.
|