Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara parsial dan simultan pengaruh konflik dan stres kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI. Variabel yang diteliti adalah konflik dan stres kerja sebagai variabel (X1) dan (X2), sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah kinerja karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan eksplanasi, dikatakan survey karena menggunakan sampel dan dikatakan ekspalansi karena menjelaskan seberapa besar pengaruh antara variabel konflik (X1) dan stres kerja (X2) dengan variabel (Y) kinerja karyawan pada Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI. Penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner dari peneliti secara langsung kepada responden. Sehingga dapat mengetahui respon dari responden dari masalah-masalah yang disusun dalam pernyataan kuesioner,sehingga peneliti dapat mengungkapkan mengenai pengaruh konflik dan stres kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI.Hasil penelitian dari pengolahan data memberikan persamaan regresi linier berganda Ŷ = 0,232 - 0,472 X1 + 0,471 X2. Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien regresi variabel konflik kerja (X1) sebesar 0,472 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel konflik kerja (X1) sebesar 1 poin dengan asumsi stres kerja (X2) tetap, akan meningkatkan kinerja karyawan (Ŷ) sebesar 0,472 poin, dan sebaliknya setiap pengurangan variabel konflik kerja (X1)sebesar 1 poin dengan asumsi stres kerja (X2) tetap, akan menurunkan kinerja karyawan (Ŷ) sebesar 0,472 poin. Koefisien regresi variabel stres kerja (X2) sebesar 0,471 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel stres kerja (X2)sebesar 1 poin dengan asumsi konflik kerja (X1) tetap, akan meningkatkan kinerja karyawan (Ŷ) sebesar 0,471 poin, dan sebaliknya setiap pengurangan variabel stres kerja (X2) sebesar 1 poin dengan asumsi konflik kerja (X1) tetap, akan menurunkan kinerja karyawan (Ŷ) sebesar 0,471 poin. Hasil penelitian dari hasil rekapitulasi indikator konflik (X1) yang menunjukan poin tertinggi terdapat pada indikator “Karyawan memiliki cara pandang yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah”, dengan nilai rata-rata 4,33. Jadi indikasi konflik yang paling tinggi atau kuat dalam mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI yaitu cara pandang yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah.Sedangkan indikator terendah atau kelemahan relatif terdapat pada indikator “Fungsi pendidikan mempengaruhi posisi jabatan” dengan nilai rata- rata 4,15.Untuk uji hipotesis yang di dapat dari hasil output SPSS 16.0 menunjukan bahwa variabel Konflik (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) secara parsial dengan asumsi stres kerja (X2) tetap, karena nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung sebesar 9,135 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,984. Saran dari penulis yaitu (1) dengan menggunakan metode penyelesaian konfrontasi dimana kedua belah pihak menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang terampil serta kesediaan untuk menerima penyelesaian, suatu penyelesaian konflik yang rasional sering dapat ditemukan. Atau bisa juga melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil untuk memecahkan suatu masalah. (2) dalam suatu promosi jabatan tidak hanya diperhitungkan dari jenjang pendidikan saja melainkan dari faktor-faktor lain seperti lama bekerja, penilaian DP3 Pegawai Negeri Sipil, dan lain-lain.Hasil penelitian dari hasil rekapitulasi indikator stres kerja (X2) yang menunjukan poin tertinggi terdapat pada indikator “Karyawan dalam bekerja harus ditunjang fasilitas pendukung yang baik”, dengan nilai rata – rata 4,33. Jadi indikasi stres kerja yang paling tinggi atau kuat dalam mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI yaitu karyawan dalam bekerja harus ditunjang fasilitas pendukung yang baik.Sedangkan indikator terendah atau kelemahan relatif terdapat pada indikator “Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dalam bekerja” dengan nilai rata – rata 4,16. Untuk uji hipotesis yang di dapat dari hasil output PPSS 16.0 menunjukan bahwa variabel stres kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) secara parsial dengan asumsi konflik (X1) tetap, karena nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung sebesar 9,284 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,984. Saran dari penulis yaitu (1) Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan harus menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang baik untuk menunjang karyawan dalam bekerja. (2) lebih difokuskan pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) atau kursus untuk Pegawai Negeri Sipil yang dapat membantu untuk pengembangan diri dalam bekerja.Hasil perhitungan melalui uji ANOVA atau uji F menyatakan bahwa secara simultan konflik (X1) dan stres kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y), karena nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 675,123 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,09 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.