Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh locus of control, gender dan
pengalaman kerja terhadap perilaku etis auditor (survey pada auditor kantor
akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan).
Variabel yang diteliti adalah “locus of control (X1), gender (X2) dan
pengalaman kerja (X3)” sebagai variabel independen dan “perilaku etis auditor
(Y)” sebagai variabel dependen. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling sebagai penentuan responden dan model analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Data yang digunakan adalah data primer yang
dikumpulkan melalui kuesioner. Responden dari penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di kantor akuntan publik wilayah Jakarta Selatan, terdiri dari 85
responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control (X1) berpengaruh
signifikan teradap perilaku etis auditor (Y) yang dimana hasil pengujian
menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 < 5% (α=5%). Sedangkan Gender
(X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku etis auditor (Y) di
mana hasil pengujian menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,568 > 5%
(α=5%). Pengalaman kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
etis auditor (Y) di mana hasil pengujian menunjukkan angka signifikansi sebesar
0,011 < 5% (α=5%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Locus Of Control
(X1), Gender (X2) dan Pengalaman Kerja (X3) secara bersama-sama berpengaruh
vi
signifikan terhadap perilaku etis auditor (Y), di mana hasil pengujian
menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 < 5% (α=5%).
Dari hasil penelitian disarankan kepada para auditor yang bekerja di kantor
akuntan publik untuk mempertahankan perilaku etis agar akuntan dapat
menjalankan tugas dan peran dengan baik serta harus memiliki pengendalian
terhadap faktor individual khususnya locus of control, gender dan pengalaman
kerja, agar dapat terus diterapkan dalam kehidupan nyata sehingga para
masyarakat yang menggunakan jasanya merasa puas akan kinerjanya. Dengan
cara ini diperkirakan locus of control, gender dan pengalaman kerja akan dapat
dipertahankan frekuensinya bahkan ada kemungkinan untuk ditingkatkan.
|