Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian intern persediaan bahan baku terhadap biaya produksi pada PT TM Wickers . Variabel yang diteliti adalah biaya produksi sebagai variabel bebas (Predictor) dalam variabel terikatnya (dependen = persediaan bahan baku) adalah “data perusahaan” di PT TM Wickers dalam jangka waktu tertentu. Data primer diperoleh melalui wawancara silang dengan pimpinan dengan unit perusahaan terkait, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan di PT TM Wickers tersebut dilengkapi dengan sumber data pustaka lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa setelah dihitung dengan menggunakan hasil analisis regresi sederhana maka ternyata ada hubungan regresi positif antara biaya produksi tersebut dengan persediaan bahan baku produk furniture di PT TM Wickers yang dimaksudkan. Artinya ada hubungan erat antara kedua variabel tersebut, sehingga apabila variabel bebas (biaya produksi) berubah naik atau turun presentase biayanya, maka presentase persedian bahan baku produk furniture akan berubah pula. Berdasarkan perhitungan korelasi menunjukan hubungan antara biaya produksi dengan persediaan bahan baku besar r = 1,000 yang artinya kuat hubungan dan positif karena angka koefisien korelasi di atas 0,5 berdasarkan hasil perhitungan dari koefisien determinasi adalah sebesar 1,000 atau (0,01 x 0,1) artinya 1,000 variasi dari variabel persediaan bahan baku (X) dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel biaya produksi (Y). Sedangkan sisanya (100 % - 1% = 99%) dijelaskan oleh variabel bebas di luar variabel produksi. Berdasarkan tes hipotesa diketahui t hitung 609,252 dan t tabel sebesar 5,8409 artinya t hitung > dari t tabel adalah 609,252 >5,8409 maka Ho ditolak dan menerima Hı artinya variabel biaya produksi berpengaruh secara positif terhadap persediaan bahan baku dan signifikan. Oleh karena itu disarankan pada PT. TM Wickers mencari alternatif bahan baku yang lebih murah agar biaya produksi lebih bisa menurun yang mengakibatkan kita dapat bersaing di pasar tradisional yang mana, hal ini jauh-jauh hari dilakukan oleh Negara lain seperti Cina, Vietnam, dan Thailand yang memilih bahan baku dasarnya karet sintetis, untuk bahan bakunya rotan sebagai bahan baku produk kursi rotan.