Abstrak  Kembali
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA DIVISI REGIONAL II, Program Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat pengukuran kinerja keuangan pada PT TELKOM Divisi Regional II. Variabel yang diteliti adalah penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai variabel bebas dan variabel terkaitnya adalah pengukuran kinerja keuangan di PT TELKOM Divisi Regional II, metode penelitian studi kasus dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi, wawancara, telaah dokumen ( Laporan laba/rugi, neraca, laporan realisasi dan anggaran pusat laba tahun 2008-2010) yang kemudian diproses dan dianalisis serta dibandingkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, ditemukan fakta bahwa PT TELKOM Divisi Regional II telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan baik, hal ini dapat diketahui berdasarkan kondisi-kondisi yang ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja manajer pusat laba pada PT TELKOM Divisi Regional II Jakarta periode 2008-2010 sangat baik, karena realisasi laba lebih besar dari pada anggarannya. Realisasi pada tahun-tahun tersebut sebesar Rp 7.768 miliar, Rp 10.064 miliar, dan Rp 13.134 miliar lebih besar dari pada anggarannya sebesar Rp 7.237 miliar, Rp 8.922 miliar, dan Rp 11.490 miliar. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kinerja manajer pusat investasi pada PT TELKOM Divisi Regional II Jakarta sangat baik, karena angka ROI dan laba residual yang diperoleh setiap tahunnya meningkat dibanding angka ROI dan laba residual yang ditargetkan. ROI untuk tahun 2008 sebesar 21,31 % dibanding 20,85%, untuk tahun 2009 sebesar 22,56 % dibanding 21,79 %, dan untuk tahun 2010 sebesar 23,90 % dibanding 23,11 %. Laba residual untuk tahun 2008 sebesar Rp 5.882 miliar dibanding Rp 5.039 miliar, untuk tahun 2009 sebesar Rp 7.126 miliar dibanding Rp 6.305 miliar, dan untuk tahun 2010 sebesar Rp 8.239 milar dibanding Rp 7.230 miliar. Meskipun PT TELKOM Divisi Regional II telah menjalankan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan sangat baik, namun ada beberapa saran yang hendak disampaikan peneliti, seperti PT TELKOM Divisi Regional II perlu menciptakan pengukuran kinerja yang tidak hanya berpedoman pada anggaran saja. Perusahaan perlu menetapkan batas varians dan ukuran kinerja tiap pusat pertanggungjawaban. Selain itu, Sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban, untuk meingkatkan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan dari masing-masing pelaku pusat pertanggungjawaban, maka PT TELKOM Divisi Regional II harus melakukan suatu penilaian kuantitatif atas kinerja pelaku-pelaku tersebut.