Abstrak  Kembali
PENGARUH MANAJEMEN LABA, BETA SAHAM, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Skripsi Program Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba, beta saham, dan ukuran perusahaan terhadap biaya modal ekuitas pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian digunakan metode eksplanasi. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas (independen) terdiri dari manajemen laba sebagai variabel (X1), beta saham sebagai variabel (X2) dan ukuran perusahaan sebagai (X3), sedangkan untuk variabel terikat (dependen) yaitu biaya modal ekuitas sebagai (Y). Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harga saham pada media internet www.finance.yahoo.com periode 2008 - 2010. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian manajemen laba, beta saham, ukuran perusahaan, dan biaya modal ekuitas terjadi fluktuasi dari tahun 2008 - 2010 karena adanya kenaikkan dan penurunan. Hasil persamaan regresi linear berganda adalah Ŷ = 4,539 + 0,148 X1 - 0,030 X2 + 0,258 X3 yaitu apabila manajemen laba (X1) mengalami kenaikan 1%, akan menaikkan biaya modal ekuitas (Y) sebesar 0,148%, apabila beta saham mengalami kenaikan 1%, akan menurunkan biaya modal ekuitas (Y) sebesar 0,030% dan apabila ukuran perusahaan mengalami kenaikan 1 Ln, akan menaikkan biaya modal ekuitas (Y) sebesar 0,258%. Sedangkan hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa tidak adanya multikolinearitas karena tolerance ketiga variabel yaitu manajemen laba (0,986), beta saham (0,907) dan ukuran perusahaan (0,919) nilainya lebih dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ketiga variabel yaitu manajemen laba (1,014), beta saham (1,102) dan ukuran perusahaan (1,088) nilainya kurang dari 10, tidak adanya heteroskedastisitas pada grafik scatterplot karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, autokorelasi tidak dapat disimpulkan karena DW sebesar 2,521 terletak pada daerah 4-dU ≤ d ≤ 4 - dL (2,344 ≤ 2,521 ≤ 2,899), dan grafik normal plot menunjukkan pola distribusi normal karena titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Uji statistik t menyatakan bahwa manajemen laba (X1) terhadap biaya modal ekuitas (Y) berpengaruh dengan tingkat signifikan 0,001, beta saham (X2) terhadap biaya modal ekuitas (Y) berpengaruh dengan tingkat signifikan 0,000, sedangkan ukuran perusahaan (X3) terhadap biaya modal ekuitas (Y) berpengaruh dengan tingkat signifikan 0,020. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh sangat signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,01. Hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R2 = 0,659 artinya 65,9% variasi variabel biaya modal ekuitas (Y) dijelaskan oleh variabel manajemen laba (X1), beta saham (X2), dan ukuran perusahaan (X3). Koefisien non determinasi 1 – R2 = 1 - 0,659 = 0,341 artinya 34,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model seperti pertumbuhan perusahaan dan pengungkapan laporan keuangan. Adapun saran bagi perusahaan agar lebih memperhatikan kebijakan dividen perusahaan. Karena dari kebijakan dividen para investor dapat mengetahui besarnya tingkat pengembalian yang akan didapatkan dan menjadi perhatian para investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Serta bagi investor diharapkan sebelum berinvestasi hendaknya selain melihat dan menganalisis laporan intern perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktorfaktor ekonomi eksternal lainnya seperti kurs valuta asing, berita emiten, pajak dan kebijakan ekonomi dari pemerintah yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan (emiten) dalam pembayaran dividen.