Abstrak  Kembali
PENGARUH JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP), INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI DKI JAKARTA. Skripsi. Program Strata Satu Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof.DR.HAMKA. 2012. Jakarta. Kata Kunci : Pengusaha Kena Pajak, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pajak Pertambahan Nilai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah pengusaha kena pajak (PKP), inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanasi. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas (jumlah pengusaha kena pajak, inflasi dan pertumbuhan ekonomi) dan variabel terikat (penerimaan PPN). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah dokumen yang dikumpulkan dari kantor Ditjen Pajak dan Badan Pusat Statistik. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan sederhana. Hasil penelitian jumlah pengusaha kena pajak, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan penerimaan PPN dihitung dan dianalisis dengan bantuan program SPSS (Software Program Service Solution) versi 16.0. Untuk menghindari terjadinya multikolinearitas dalam suatu model regresi linier berganda, peneliti mengeluarkan salah satu variabel dan mengujinya kembali secara terpisah. Dari hasil uji yang dilakukan, maka peneliti memutuskan mengeluarkan variabel pengusaha kena pajak dari model regresi linier berganda dan melakukan vii perhitungan ulang untuk variabel tersebut ke dalam model regresi linier sederhana. Untuk model regresi linier berganda menggunakan persamaan Ŷ= -18731,03 + 98,46 X2 + 0,296 X3 sedangkan untuk model regresi linier sederhana menggunakan persamaan Y= -12624,63 + 0,178 X1. Hasil pengujian asumsi klasik secara keseluruhan yang terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria setiap pengujian asumsi klasik. Hasil uji t menyatakan bahwa jumlah pengusaha kena pajak(X1) dan pertumbuhan ekonomi (X3) berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPN dengan tingkat signifikansi untuk kedua variabel tersebut sebesar 0,000 sedangkan untuk variabel inflasi (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan PPN dengan tingkat signifikansi 0,520. Hasil uji determinasi untuk model regresi linier berganda menghasilkan R2 sebesar 0,922 atau 92,2%. Hal ini menunjukkan variabel dependen penerimaan PPN mampu dijelaskan oleh variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebesar 92,2%, sedangkan sisanya sebesar 7,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan uji determinasi untuk model regresi linier sederhana menghasilkan R2 sebesar 0,912 atau 91,2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen penerimaan PPN mampu dijelaskan oleh variabel jumlah pengusaha kena pajak sebesar 91,2%, sedangkan sisanya sebesar 8,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, disarankan kepada pemerintah dan Ditjen Pajak jika ingin menambah pendapatan Negara yang berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN) harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengukuhkan pengusaha kena pajak serta harus mengatur tingkat kenaikan inflasi