Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga saham, frekuensi perdagangan saham dan ukuran perusahaan terhadap stocksplit pada perusahan manufaktur di Bursa Efefk Indonesia (BEI). Variabel yang diteliti adalah harga saham (X1), frekuensi perdagangan saham ( X2) dan ukuran perusahaan ( X3) sebagai variabel bebas dan stock split (Y) sebagai variabel terikatnya. Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2010. Sampel yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 16 (enam belas) perusahaan yang menjadi sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil persamaan regresi linier barganda ŷ = -0,177 + 0,000 X1 – 0,002 X2 + 0,030 X3. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa tidak adanya multikolinearitas karena tolerance ketiga variabel (harga saham, frekuensi perdagangan saham dan ukuran perusahaan) nilainya lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ketiga variabel (harga saham, frekuensi perdagangan saham dan ukuran perusahaan) nilainya lebih kecil dari 10 (sepuluh), tidak adanya heteroskedastisitas pada model regresi karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, nilai Durbin-Watson sebesar 2,065 terletak pada daerah (dl ≤ d ≤ du ) atau (1,7277 < 2,065 < 2,2723). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dihitung dengan menggunakan SPSS (Software Program Service Solution) version 16,0 dan koefisien regresi, maka secara simultan pengaruh harga saham, frekuensi perdagangan saham dan ukuran perusahaan menunjukkan pola distribusi normal karen atitik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Lampiran 1/108 Sumber : Data dioleh oleh penulis Uji t (parsial) menunjukkan frekuensi perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap stock split. Sedangkan harga saham dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap stock split. Uji f (simultan) menunjukkan bahwa variabel indepnden (harga saham, frekuensi perdagangan saham, ukuran perusahan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (stock split) denga nilai F hitung 1,372 < F tabel 3,49 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,307 > 0,005. Berdasarkan analisis koefisien korelasi berganda, korelasi variabel dependen dengan ketiga variabel independennya adalah kuat. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,292 yang berarti variabel harga saham, frekuensi perdagnga saham dan ukuran perusahaanmampu menjelaskan variabel stock split adalah 29,2% sedangkan sisanya (100% - 29,2% = 70,8%) dijelaskan oleh variabel lain seperti institutional ownership dan abnormal return. Adapun saran bagi perusahaan dalam penelitian ini adalah agar perusahaan memiliki gambaran bagaimana kedaan harga saham di pasar modal, terutama di Indonesia sebelum dan sesudah stock split.