Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) terhadap Economic Value Added (EVA), pada PT. Astra International Tbk periode 2001-2010. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas (predictor) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas (predictor) terdiri dari Debt Equity Ratio (X1) dan Return On Asset (X2 Hasil Debt Equity Ratio (DER) dan Return On Asset (ROA) terhadap Economic Value Added (EVA) menggunakan SPSS (Software Program Service Solution) Version 17.0, dengan persamaan regresi linier berganda Ŷ = 9,963 – 1,001X), sedangkan untuk variabel terikat (dependent) yaitu Economic Value Added (Y) pada PT. Astra International Tbk. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, metode penelitian dalam penelitian menggunakan metode eksplanasi. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1 – 0,914X2. Hasil uji koefisien determinasi nilai R square sebesar 0,245.Hal ini berarti hubungan Economic Value Added terhadap Debt Equity Ratio dan return on asset adalah 24,5 %, sedangkan sisanya 75,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Uji t statistik menyatakan bahwa variabel X1 terhadap Y, uji t untuk Debt Equity Ratio sebesar thitung -1,502 dengan probabilitas atau tingkat signifikansi 0,177 > 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 diterima, dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan untuk X1 (Debt Equity Ratio) terhadap Y (Economic Value Added). Sedangkan X2 terhadap Y, uji t untuk Return On Asset (ROA) sebesar thitung -0,903 dengan probabilitas atau tingkat signifikansi 0,397 > 0,05. Dengan demikian, Ho diterima dan H1 ditolak, dapat diinterpretasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan untuk X2 Hasil uji F (Return On Asset) terhadap Y (Economic Value Added). hitung 1,134 > F tabel 4,74 dengan tingkat signifikansi adalah 0,374 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Economic Value Added. Sedangkan hasil uji asumsi klasik menunjukan tidak adanya ultikolinearitas karena tolerance ketiga variabel yaitu Debt Equity Ratio dan Return On Asset terhadap Economic Value Added. Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai tolerance variabel Debt Equity Ratio (ln total asset) yaitu 0,707 lebih besar dari 0,10, Sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) Debt Equity Ratio yaitu 1.415 lebih kecil dari 10 (sepuluh), sehingga bisa diduga bahwa tidak terjadi persoalan multikolinearitas. Diketahui nilai tolerance variabel Return On Asset (ROA) yaitu 0,707 lebih besar dari 0,10, Sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) Return On Asset (ROA) yaitu 1.415 lebih kecil dari 10 (sepuluh). Tidak adanya heteroskedastistas pada grafik scatterplot karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak adanya autokorelasi karena DW sebesar 0,610 terletak antara dU < d < 4-dU, dan grafik normal plot menunjukkan pola distribusi normal karena titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dari hasil penelitian ini, adapun saran bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan kinerja perusahaan (Debt Equity Ratio dan Return On Asset) yang nantinya dapat meningkatkan nilai tambah pasar yang dapat memuaskan para pemegang saham. Serta bagi investor diharapkan sebelum berinvestasi hendaknya melihat dan menganalisis faktor-faktor lain karena dalam penelitian ini faktor tersebut lebih tidak berpengaruh signifikan dalam nilai tambah ekonomi.