Abstrak  Kembali
ABSTRAK Arief Rachman : 01340205008 PERANAN ANALISIS FUNDAMENTAL DALAM MENGUKUR NILAI HARGA SAHAM PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk., Skripsi Program Strata Satu, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta 2005. Skripsi, halaman 44 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan analisis fundamental dalam mengukur nilai harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Variabel yang diteliti adalah "Analisis Fundamental" sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah "Nilai Harga Saham" dalam jangka waktu empat tahun, terhitung sejak tahun 2001 sampai tahun 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan subjek PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan teknik pengolahan data yang digunakan adalah telaah dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian perhitungan menggunakan analisis fundamental dan harga saham dapat menghasilkan perhitungan nilai harga saham rata-rata per satu tahun yang dijadikan dasar dalam memprediksikan nilai harga saham untuk tahun yang akan datang. Analisis harga saham menunjukkan bahwa pada tahun 2001 nilai harga saham rata-rata tahunan sebesar Rp2.753,- lalu diprediksikan nilai harga saham tahun 2002 menjadi di atas Rp3.000,-. Pada tahun 2002 nilai harga saham rata-rata tahunan sebesar Rp 3.653,- lalu diprediksikan nilai harga saham tahun 2004 menjadi di atas Rp 4.000,-. Pada tahun 2003 nilai harga saham rata-rata tahunan sebesar Rp 4.657,- lalu diprediksikan nilai harga saham tahun 2004 menjadi di atas Rp 5.000,-. Dan pada tahun 2004 nilai harga saham rata-rata tahunan sebesar Rp6.770,- lalu diprediksikan nilai harga saham tahun 2005 menjadi di atas Rp7.000,-. Setelah memprediksi atau memproyeksikan harga saham rata-rata tahunan dapat diketahui nilai harga saham pada saat ini atau tahun 2005 dengan menggunakan perhitungan mem present value-kan dividen yang dibayarkan kepada investor di tahun 2001 sampai tahun 2004. Kemudian memperhitungkan nilai intrinsik saham yang nantinya dapat dibandingkan dengan nilai harga jual saham di pasar bursa yang sedang terjadi saat itu, sehingga bisa diambil sebuah kebijakan membeli atau menjual saham dari nilai intrinsik ini. Price Earning Ratio (PER) menggambarkan kesediaan investor membayar sejumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Hasil perhitungan PER pada tahun 2002 sebesar 7 artinya investor bersedia membayar Rp7,- untuk setiap Rpl,- laba perusahan dan mengalami penurunan pada tahun 2003 sebesar 5 artinya investor bersedia membayar Rp5,- untuk setiap Rpl,- laba perusahan, hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat keuntungan dari laba bersih perusahaan dari tahun 2003 bila dibandingkan dengan tahun 2002. PER pada tahun 2004 sebesar 8 artinya investor bersedia membayar Rp8,- untuk setiap Rpl,- laba perusahan. Dan PER pada tahun 2005 sebesar 12 artinya investor bersedia membayar Rp 12,- untuk setiap Rpl,- laba perusahan. Disarankan kepada Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. untuk selalu meningkatkan earning atau kekayaan perusahaan yang berupa laba bersih sehingga ada keinginan para investor untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan, karena dengan peningkatan laba bersih dapat menjanjikan para investor untuk mendapatkan dividen yang lebih tinggi.