Abstrak  Kembali
ABSTRAK Vivi Gusry : 01340205095 ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DALAM PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ), Skripsi Program Strata Satu, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta 2005. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana menggunakan, analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menilai kelayakan investasi saham pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta, dan bagaimana analisis CAPM dapat berguna sebagai panduan investor untuk melakukan investasi saham khususnya pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Field Research (Observasi), Library Research dan Metode Diskripsi. Dimana data yang digunakan adalah pergerakan nilai IHSG harian pada 7 (Tujuh) saham pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta yaitu saham Ades Alfindo Putra Setia, Aqua Golden Mississippi, Indofood Sukses Makmur, Mayora Indah, Sari Husada, Siantar Top dan Ultra Jaya Milk Data mengenai Tingkat Bunga bebas Risiko diambil dari Bank Permata. Sementara periode penelitian berlangsung 1 semester (enam bulan) yaitu pada bulan Januari sampai dengan Juni 2004. Dan teknik Pengolahan dan analisis data menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), menyusun tabel, tingkat signifikan sebesar 5% dan uji t, Hasil penelitian dan analisis CAPM menunjukkan bahwa analisis CAPM yang diteliti menunjukkan hipotesis nol (H0) sebesar 0.03236 diterima, yang artinya saham-saham perusahaan tersebut kurang layak untuk di investasikan. Karena dari hasil perhitungan t hitung lebih kecil dari t tabel. Oleh karena itu disarankan pada investor untuk menanamkan dananya atau modalnya pada saham-saham yang memiliki pengembalian yang menguntungkan bagi investor tersebut. Disamping itu disarankan dalam menggunakan analisis CAPM pada kondisi pasar modal Indonesia kurang tepat, khususnya di Bursa Efek Jakarta. Dikarenakan pasar modal yang belum efisien. Artinya pasar modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan dan juga pasar yang efisien dapat diekspresikan pada pelaku pasar, regulator (undang-undang) serta perangkat infrastruktur (teknologi informasi). Dengan demikian ini lebih kepada penyajian atas teori-teori yang ada dan penerapannya di pasar modal Indonesia, untuk dapat berinvestasi secara langsung diperlukan pemahaman secara konfrehensif baik dari segi investasi, kondisi pasar, analisis tekinkal, dan juga keterbatasan dana dalam pemahaman konsep hubungan risiko dari hasil investasi yang ditanamkan oleh investor.