Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bekasi dan Jakarta Timur. Dalam penelitian ini digunakan metode survei, yaitu dengan memilih sampel dari populasi auditor dan untuk mengetahui atau menjelaskan pengaruh antara variabel satu terhadap variabel lain. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor sedangkan variabel terikat adalah pendeteksian kecurangan. Populasi penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bekasi dan Jakarta Timur, adapun teknik yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan convenience sampling dengan sampel yang terpilih sebanyak 47 auditor dari 9 KAP di Bekasi dan Jakarta Timur. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, yaitu dengan cara memberikan beberapa pernyataan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Bekasi dan Jakarta Timur. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis akuntansi, diperoleh hasil bahwa nilai maximum variabel pengalaman sebesar 4,46, pelatihan sebesar 4,19, dan skeptsisime profesional auditor sebesar 4,51. Nilai minimum variabel pengalaman sebesar 4,10, pelatihan sebesar 3,85, dan skeptisisme profesional vii auditor sebesar 4,14. Nilai mean (rata-rata) variabel pengalaman sebesar 4,27, pelatihan sebesar 4,05, dan skeptisisme profesional auditor sebesar 4,28. Analisis regresi diperoleh persamaan regresi linear berganda Ŷ = -0,036 + 0,403 X1 + 0,189 X2 + 0,463 X3 yang menunjukkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat heteroskedastisitas, dan tidak terdapat autokorelasi sehingga persyaratan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) telah terpenuhi. Berdasarkan uji hipotesis pengalaman secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dengan nilai signifikansi sebesar 0,030 < 0,05, pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dengan nilai signifikansi sebesar 0,107 > 0,05 dan skeptisisme profesional auditor berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Sedangkan secara simultan menunjukkan bahwa pengalaman, pelatihan dan sekptisisme profesional auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,605 ini berarti variasi variabel pendeteksian kecurangan yang dapat dijelaskan oleh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor adalah sebesar 60,5%, sedangkan sisanya sebesar 0,395 atau 39,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini seperti kompetensi auditor dan independensi auditor. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bekasi dan Jakarta Timur sebaiknya mengikuti program pelatihan untuk dijadikan keahlian dasar dalam melakukan audit serta meningkatkan sifat atau sikap skeptisisme profesional yang tinggi untuk membantu dalam melakukan pengauditan, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang akan diteliti, menggunakan metode wawancara untuk mencari data, memperluas sampel penelitian sehingga diharapkan tingkat generalisasi akan lebih akurat dan menambah jumlah variabel penelitiannya seperti penambahan variabel kompetensi atau independensi.