Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada sektor perdagangan besar (grosir) yang go public di BEI di tahun 2010 sampai dengan tahun 2017. Variabel yang diteliti adalah laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, ukuran perusahaan dan kebijakan dividen sebagai objek peubah dan perusahaan perdagangan besar (grosir) yang go public di BEI sebagai objek pengamatan. Data sekunder dikumpulkan di laporan tahunan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan dilengkapi dengan sumber data pustaka lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa setelah laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, ukuran perusahaan dan kebijakan dividen dihitung dan dianalisis dengan bantuan program software SPSS dan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi linier berganda Ŷ = 30,620 + 0,056X1 + 0,017X2 + 5,771X3 – 2,651X4 yang telah diuji kelayakan asumsi normalitas berdistribusi normal serta tidak terjadi multikolineritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak terjadi autokolerasi sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda telah memenuhi kriteria Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0,800 artinya variabel independen yaitu laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel dependen yaitu kebijakan dividen sebesar 80%. Sedangkan sisanya sebesar 20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti leverage, profitabilitas dan struktur kepemilikan. Hasil uji t menunjukkan bahwa laba akuntansi memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 5,566 > t tabel 2,001. Dengan demikian, laba akuntansi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Laba akuntansi berpengaruh signifikan dan positif karena setiap laba akuntansi tinggi, maka kebijakan dividen pun akan tinggi dikarenakan jumlah laba perusahaan akan semakin besar, sehingga membuat perusahaan dapat membayarkan dividennya. Informasi arus kas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,251 > 0,05 dan nilai t hitung 1,167 > t tabel 2,001. Dengan demikian, informasi arus kas secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifkan terhadap kebijakan dividen. Likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,180 > 0,05 dan nilai t hitung 1,369 < t tabel 2,001. Dengan demikian, likuiditas secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifkan terhadap kebijakan dividen. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,284 > 0,05 dan nilai t hitung -1,087 > t tabel 2,001. Dengan demikian, ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifkan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan secara simultan, laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 132,213 > F tabel 2,53. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi, informasi arus kas, likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya dilanjutkan dengan penelitian yang berbeda. Perbedaan ini terdiri dari variabel, tahun penulisan, rumus yang digunakan dalam analisis, dan tempat penelitian. Perbedaan ini yang akan melihat sejauh mana perkembangan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain mengenai perputaran kas, pembiayaan bermasalah dan likuiditas.