Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud pada perusahaan BUMN. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode penyampelan berdasar pada kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Ketua Divisi/Sub Divisi, anggota auditor internal, dan staf Satuan Pengendalian Internal (SPI) pada perusahaan BUMN Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi yang berpusat di wilayah DKI Jakarta sebanyak 73 responden. Pengumpulan data menggunakan data primer, yaitu data diambil langsung dari responden menggunakan metode kuesioner. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dengan menggunakan Pearson Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Pada uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi. Serta pada uji hipotesis menggunakan model regresi linear berganda, dengan menggunakan koefisien determinasi (R2), uji F, dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pemberian sertifikasi QIA dan pengalaman kerja auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sedangkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai Adjusted R Square sebesar 0,709 atau 70,9%, hal ini menunjukkan bahwa variabel kemampuan dalam mendeteksi fraud yang dapat dijelaskan oleh variabel pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA), dan pengalaman kerja auditor internal adalah sebesar 70,9%, sedangkan sisanya sebesar 0,291 atau 29,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, seperti penelitian terkait dengan tindak kecurangan, pressure atau tekanan pihak manajemen, dan salary yang tidak atau kurang memuaskan.