Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan permanen dan perbedaan temporer (book tax differences) arus kas operasi dan tingkat utang terhadap persistensi laba pada industri barang konsumsi subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode eksplansi. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas yaitu perbedaan permanen, perbedaan temporer, arus kas operasi, tingkat utang sedangkan variabel terikat adalah persistensi laba. Populasi penelitian adalah perusahaan industri barang konsumsi subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah judgement sampling dengan sampel yang terpilih sebanyak 6 (enam) perusahaan. Teknik pengumpulan data ini menggunakan telaah dokumen, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan menelaah laporan keuangan perusahaan. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis akuntansi, analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis koefisien determinan R2 dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi linier berganda Ŷ= -0,034 + 0,366X1 + 0,796X2 + 0,302X3 + 0,044X4 yang telah diuji kelayakan asumsi normalitas berdistribusi normal serta tidak terjadi heterokedastisitas, tidak terjadi multikolonieritas dan tidak terjadi autokorelasi maka model tidak BLUE (Best Linier Unbiased Estimation). Hasil uji t menunjukkan bahwa perbedaan permanen berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba, hal tersebut dibuktikan dengan thitung sebesar 1,729 > ttabel 1,695 dan signifikansi uji satu arah sebesar 0,047 < 0,05 (nilai signifikansi output dibagi dengan dua terlebih dahulu). Perbedaan temporer berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba, hal tersebut dibuktikan dengan thitung sebesar 2,261 > ttabel 1,695 dan signifikansi uji satu arah sebesar 0,015 < 0,05 (nilai signifikansi output dibagi dengan dua terlebih dahulu). Kemudian Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba, hal tersebut dibuktikan dengan thitung sebesar 4,676 > ttabel 1,695 dan signifikansi uji satu arah sebesar 0,000 < 0,05 (nilai signifikansi output dibagi dengan dua terlebih dahulu). Sedangkan tingkat utang tidak berpengaruh terhadap persistensi laba, hal tersebut dibuktikan dengan thitung sebesar 1,044 < ttabel sebesar 1,695 dengan signifikansi uji satu arah sebesar 0,152 > 0,05 (nilai signifikansi output dibagi dengan dua terlebih dahulu). Adapun, secara simultan perbedaan permanen, perbedaan temporer, arus kas operasi dan tingkat utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba, hal tersebut dibuktikan dengan nilai fhitung sebesar 7,959 > ftabel 2,680 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,050. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,443 artinya 44,3% variasi variabel persistensi laba dapat dijelaskan oleh variabel perbedaan permanen, perbedaan temporer, arus kas operasi dan tingkat utang, sedangkan sisanya 55,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain seperti ukuran perusahaan, komisaris independen komite audit, arus kas akrual, volatilitas penjualan dan kepemilikan manajerial. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memberikan saran bagi perusahaan diharapkan mampu menunjukkan kondisi perusahaan dengan baik melalui informasi yang lengkap, relevan, akurat dan informatif pada laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan untuk menjaga kepercayaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan serta memperhatikan tingkat persisten yang dihasilkan oleh laba sebagai pengukur kinerja dan menjadi motivasi perusahaan untuk terus meningkatkan laba.