Abstrak
Body dissatisfaction didefinisikan dengan kesenjangan antara tubuh individu
yang sebenarnya dengan yang ideal. Hal ini sesuai dengan kondisi dewasa awal
yang memperhatikan akan kondisi tubuh di masa perkembangannya, dimana body
dissatisfaction ini merupakan suatu penilaian negatif seseorang individu terhadap
bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan ideal sampai mempengaruhi aktifitas
sosialnya, yaitu baik dalam berkuliah, berorganisasi, ataupun berhubungan dengan
orang lain. Oleh karenanya self-forgiveness merupakan variabel yang dapat
menjadi solusi dari permasalahan body dissatisfaction. Yang dimana selfforgiveness ialah sikap seseorang yang secara rasional menentukan bahwa mereka
telah menyinggung perasaan mereka sendiri dengan melanggar keadilan,
memaafkan diri mereka sendiri ketika mereka dengan sengaja meninggalkan
representasi diri dan tanggapan terkait yang dimulai sebagai reaksi alami ketika
pelanggaran keadilan diakui tetapi dapat berubah menjadi kebencian terhadap diri
sendiri yang berlebihan dan berusaha untuk merespon diri mereka sendiri
berdasarkan prinsip moral kedermawanan, yang dapat mencakup belas kasih,
penghargaan tanpa syarat dan cinta moral. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya hubungan antara self-forgiveness dengan body dissatisfaction
pada mahasiswa di Jabodetabek. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Enright SelfForgiveness Inventory (ESFI) yang dikembangkan oleh Kim, Volk, & Enright
(2021) dan Body Dissatisfaction Scale (BDS) yang dikembangkan oleh Mutale et
al., (2016). Penelitian melibatkan 199 responden mahasiswa di Jabodetabek
dengan teknik accidental sampling. Hasil analisa korelasi pada penelitian ini
mendapatkan koefisien korelasi pearson sebesar -0,371 dengan probability value
sebesar 0,000 (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara selfforgiveness dengan body dissatisfaction pada mahasiswa di Jabodetabek.