Abstrak
Persoalan yang cukup umum terjadi di pesantren adalah terdapat siswa yang mengikuti pendidikan
di pesantren secara sukarela berdasarkan kemauan sendiri, tetapi ada pula yang masuk dalam
keadaan terpaksa karena atas kehendak orang tua. Hal ini dapat saja berdampak pada kesejahteraan
psikologis (Psychological Well-Being) yang bersangkutan dalam mengikuti pendidikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap Psychological Well-Being santri
yang bermukim pada pesantren, baik yang masuk secara sukarela maupun atas kehendak orangtua
(terpaksa). Metode yang digunakan adalah pendekatan secara kuantitatif dengan dua alat ukur
yaitu skala religiusitas karya Amir (2021) dan skala Psychological Well-Being milik Ryff (1995).
Responden terdiri dari santriwan/santriwati pondok pesantren La Tansa berjumlah 200 orang
dengan kategorisasi masuk pesantren dengan kemauan sendiri (100 orang) dan masuk atas
kemauan orang tua (100 orang). Penelitian ini menggunakan teknik analisa regresi dengan dua
hasil yang berbeda. Pengaruh yang signifikan terjadi pada santriwan/santriwati yang masuk
dengan keinginan sendiri yang mendapatkan R Square 0,052 dan Sig 0,023 sedangkan
santriwan/santriwati yang masuk dengan kemauan orang tua memiliki pengaruh yang tidak
signifikan dengan hasil R Square 0,011 dan Sig. 0.307. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang sudah dijelaskan oleh Levin (2010), Linawati dan Desiningrum (2017) yang mengemukakan
bahwa religiusitas memiliki korelasi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan
psikologis individu.