Abstrak
Meskipun kurang menyenangkan, perasaan iri adalah hal yang umum dirasakan
oleh seseorang, apalagi pada saat ini penggunaan media sosial semakin
memudahkan iri untuk terjadi yang pada akhirnya dapat menimbulkan burnout
pada seseorang. Penelitian mengenai perasaan iri dan burnout pada media sosial
telah beberapa kali dilakukan, namun hasil penelitian ditemui masih belum
konsisten dan tidak mengkaji adanya dua tipe dari rasa iri yaitu benign dan
malicious envy . Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kedua sisi perasaan iri dengan burnout . Menggunakan teknik
non-random sampling/insidental, didapatkan sebanyak 301 responden dengan
jumlah 233 responden wanita dan 68 responden pria pengguna media sosial
berusia 13 tahun keatas. Dalam pengukuran masing-masing variabel digunakan
Benign and Malicious Envy Scale (BeMaS) milik Lange dan Crusius (2015) untuk
mengukur perasaan iri dan digunakan Social Media Burnout Scale (SMBS) milik
Han (2018) untuk mengukur burnou t pada media sosial. Berdasarkan uji data yang
telah dilakukan hasilnya menunjukan bahwa benign envy tidak memiliki
hubungan dengan burnout di kalangan pengguna media sosial, artinya semakin
tinggi atau rendahnya benign envy dalam diri seseorang tidak menentukan tinggi
atau rendahnya burnout pada media sosial. Sedangkan pada malicious envy
ditemukan adanya hubungan yang positif signifikan dengan burnout di kalangan
pengguna media sosial, artinya semakin tinggi malicious envy dalam diri
seseorang maka akan semakin tinggi juga burnout pada media sosial. Pada
penelitian ini juga menunjukan bahwa diantara pengguna media sosial benign
envy merupakan perasaan iri yang banyak terjadi. Berdasarkan jenis kelamin
ditemukan juga bahwa pada media sosial wanita lebih banyak mengalami benign
envy sedangkan pria pada media sosial lebih banyak mengalami m alicious envy .