Abstrak
Permasalahan dalam keluarga, sering kali ditemukan pada keluarga-keluarga yang anggotanya tidak berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota keluarga. Masalah yang timbul bisa berdampak pada kurangnya harmonis hingga paling buruk adalah perceraian dan keluarga sudah tidak bisa dikatakan utuh atau broken home. Keutuhan keluarga merupakan sebuah faktor penting yang perlu dijaga dalam keluarga. Artinya, anak-anak lah yang akan menjadi korban pada perpisahan orang tuanya dan berpengaruh pada tumbuh kembang dari fase anak-anak hingga remaja akhir. Hal itu kemudian menjadi bahan resepsi penulis dalam analisis resepsi dimana remaja akhir yang mengalami broken home menuangkan pendapatnya tentang pentingnya keutuhan keluarga dalam film ?Ali & Ratu-Ratu Queens?.
Penelitian ini menggunakan teori Encoding-Decoding Stuart Hall (1973). Pada teori ini memandang bahwa setiap pesan atau makna yang disampaikan merupakan rangkaian peristiwa sosial di mana terdapat pemaknaan di dalam nya. Pada analisis nya melalui proses encoding, decoding dan pemahaman inti dari audiens.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebab peneliti disini ingin mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana audiens atau khalayak remaja akhir di Jakarta Selatan yang mengalami kondisi broken home memaknai, menerima, dan meresepsikan film ?Ali & Ratu-Ratu Queens? mengenai pentingnya keutuhan keluarga. Penelitian ini pun didukung dengan teori resepsi.
Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bahwa analisis resepsi pada audiens remaja akhir di Jakarta Selatan yang mengalami kondisi broken home melalui encoding-decoding Stuart Hall pada 8 remaja akhir yaitu AT, RK, DN, AA, NAA, AA, AY, IUL, yaitu kategori Dominant-Hegemonic Position dan Oppositional Position pada film ?Ali & Ratu-Ratu Queens?. Kategori yang didapat, disebabkan oleh pengaruh latar belakang, pemahaman, pengalaman dari tiap-tiap individu yang beragam.