Abstrak
Kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga stabilitas sosial di Indonesia. Namun, kerukunan antar umat beragama seringkali terganggu oleh adanya konflik yang dipicu oleh perbedaan budaya dan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana masyarakat di Timika Jaya, Mimika, menggunakan strategi face negotiation dalam berinteraksi antar umat beragama. Penelitian ini menggunakan teori face negotiation dari Ting-Toomey (1988) sebagai kerangka analisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari 4 orang yang terdiri dari masyarakat pendatang dan masyarakat adat Papua yang tinggal di Timika Jaya, Mimika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pendatang dan masyarakat adat Papua memiliki face concern yang berbeda dalam berinteraksi antar umat beragama. Masyarakat pendatang cenderung memiliki face concern yang individualistik, sedangkan masyarakat adat Papua cenderung memiliki face concern yang kolektivistik. Hal ini mempengaruhi pilihan strategi face negotiation yang mereka gunakan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Penelitian ini memberikan implikasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam upaya membangun kerukunan antar umat beragama di Timika Jaya, Mimika. Penelitian ini menyarankan agar pihak-pihak tersebut meningkatkan kesadaran