Abstrak
Film thriller cenderung menampilkan unsur kekerasan, seperti perkelahian, pemukulan, pembunuhan dan lain sebagainya, sehingga film tersebut akan mempengaruhi emosi penontonnya. Studi terdahulu menyatakan bahwa menonton film bernuansa agresif akan cenderung berdampak melahirkan perilaku agresif. Namun, belum banyak studi yang menjelaskan pengaruhnya pada tataran sikap terhadap kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan antara orang yang menonton film thriller dengan yang tidak menonton film dalam hal sikap terhadap kekerasan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 150 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terdiri dari 75 orang adalah yang menonton film thriller (diwakili oleh film SAW dan film Joker) dan 75 orang yang tidak menonton film thriller. Alat ukur yang digunakan adalah Attitudes Toward Violence Scale yang dibuat oleh Velicer et.al (1989) lalu dikembangkan oleh Lonsway dan Fitzgerald (1995). Skor lebih tinggi pada alat ukur ini menunjukkan seseorang cenderung untuk bersikap lebih positif atau setuju terhadap kekerasan dibandingkan dengan skor rendah. Pengolahan data penelitian menggunakan Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara orang yang menonton thriller dengan yang tidak menonton film thriller pada sikap mereka terhadap kekerasan, dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0.004(<0.050), sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil yang menonton film thriller dengan yang tidak menonton. Skor rata-rata pada sikap kekerasan dari kelompok yang menonton film thriller lebih tinggi yaitu sebesar 52.29, dibandingkan dengan skor rata-rata pada kelompok yang tidak menonton yaitu sebesar 41.35. Kelompok yang menonton film tersebut lebih tinggi rata-rata skornya dibanding dengan kelompok yang tidak menonton.